Menghajar untuk Kebenaran
Ibrani 12:4-6
Adakah seorang anak yang tidak menerima didikan dari ayahnya atau orangtuanya? Semua pasti pernah mengalami dan merasakannya. Ketika anak terlalu nakal seringkali ia harus menerima hajaran. Dan ketika orangtua menghajar anak yang sudah tidak lagi mendengarkan pengajaran dari orangtuanya, hal itu bukan berarti orangtua tidak lagi mengasihi anaknya, dalam Amsal 13:24 berkata, “Siapa tidak menggunakan tongkat, benci kepada anaknya; tetapi siapa mengasihi anaknya, menghajar dia pada waktunya.”
Orangtua mendidik dan menghajar anaknya dengan tujuan untuk kebaikan si anak itu sendiri agar menjadi anak yang patuh dan bukan pemberontak. Begitu juga dengan kita yang berstatus sebagai anak-anak Allah harus mau dan rela untuk dididik, ditegur dan dihajar, oleh Tuhan yang adalah Bapa kita (lih.ay. 5-6). Namun yang perlu kita pahami, kata ‘hajaran’ ini bukanlah suatu pukulan yang didasari oleh perasaan marah atau benci, tapi mengandung suatu tindakan kasih yang mendisiplinkan untuk membawa kita kepada kedewasaan. Tuhan mendidik kita agar supaya kita tumbuh sebagai manusia-manusia rohani dan berkarakter seperti Kristus. Karena itu kita sebagai keluarga Kristen jangan marah dan kecewa jika kita sedang berada dalam didikan Tuhan, sebaliknya tetaplah berpegang pada ketetapan-ketetapan-Nya hingga kita bertumbuh dalam iman yang teguh. Amin.
Doa:Bapa di dalam Sorga terima kasih untuk setiap didikan yang membawa kami menuju kedewasaan iman, pimpinlah langkah hidup kami Tuhan, hingga kami menjadi anak-anak yang taat. Amin.