Allah Tahu Kebutuhan Kita
Matius 6:7-8
Orang Yahudi hidup di tengah-tengah bangsa kafir yang cenderung mempraktekkan cara beragama yang bersifat magis dan mistik. Salah satunya adalah dengan menggunakan mantera-mantera yang diucapkan dengan nada tertentu dan dalam lafal yang berulang-ulang. Pada akhirnya sebagian orang Yahudi yang berdoa kepada Allah dengan cara yang sama seperti yang dipraktekkan oleh agama-agama kafir. Yesus mencela cara berdoa yang bertele-tele seperti jumlah kata-kata dan dan lafalan tertentu. Syair doa yang diulang-ulang seperti sebuah rumus mantera yang menjadi kebiasaan orang-orang yang “tidak mengenal Allah”. Sebagaimana Yesaya 29:13, Allah berfirman, “Bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku.
Sebagai keluarga Kristen, berdoa yang benar adalah dengan penuh ketulusan dan kerendahan hati. Karena Bapa kita tahu, apa yang menjadi kebutuhan kita. Bapa Surgawi tidak mempedulikan jumlah kata yang kita ucapkan, keindahan bahasa yang kita pakai, tetapi Ia menginginkan “kebenaran dalam batin” (Mazmur 51:6). Bahkan sebelum kita mengucapkan doa kita kepada Allah, Ia sudah lebih dahulu mengetahui dan mengerti apa yang menjadi kebutuhan kita kepada-Nya. Doa adalah hak khusus yang diberikan Allah kepada kita. Hak ini tidak diberikan kepada orang lain sebagaimana Tuhan Yesus katakan: “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu, carilah maka kamu akan mendapat, ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu” (Matius 7:7). Amin.
Doa: Ya Tuhan, Engkau tahu apa yang kami perlukan dalam hidup ini. Karuniakanlah apa yang menjadi kebutuhan kami. Amin.