RHK Senin, 1 September 2014

0
1379

Rencana yang Benar

Yakobus 4:13-14

 

Suatu ungkapan yang terkenal dari Presiden Soekarno; “Capailah cita-citamu setinggi bintang dilangit”, demikian pula ungkapan: “Bermimpilah yang besar”. Ungkapan ini mendorong setiap orang untuk berjuang mengerahkan pikiran dan tenaga untuk mewujudkan berkeinginan/bermimpi/cita-cita yang besar itu. Hal ini sesungguhnya tidaklah salah, sebab untuk menikmati masa depan yang gemilang maka butuh cita-cita/mimpi bahkan perjuangan yang besar dan cerdas pula.

Untuk mewujudkan cita-cita tersebut dibutuhkan suatu rencana yang matang dan jitu. Dan dalam menyusun suatu rencana ada banyak hal/faktor yang perlu dipertimbangkan/diperhitungkan, antara lain situasi dan kondisi alam, sosial dan ekonomi  masyarakat yang ada maupun faktor kemampuan manusiawi dari si pembuat rencana tersebut. Namun adalah suatu kenyataan  bahwa dalam membuat rencana ada orang mengabaikan pertimbangan faktor kemampuan dan keterbatasannya sebagai manusia yang memiliki keterbatasan. Hal ini diakibatkan oleh karena terlalu percaya diri dan cenderung mengandalkan diri sendiri.

Kenyataan seperti ini juga telah dilakukan oleh orang Kristen asal Yahudi  yang memiliki usaha dagang keliling menguntungkan di wilayah Mediterania. Mereka terlalu percaya dan mengandalkan diri, sehingga cenderung melupakan Tuhan dan menjadi congkak. 

 Yakobus menegur mereka dan menggambarkan hidup manusia seperti uap yang hanya sebentar saja lalu lenyap. Gambaran hidup ini hendak mengajar dan mengajak mereka untuk menyadari keterbatasan hidup manusia dan mengakui kedaulatan  bahkan melibatkan Tuhan dalam setiap penyusunan dan pelaksanaan rencana usaha.

Demikian pula kita selaku keluarga Kristen. Kita diajar dan diajak untuk tidak terjebak pada mengandalkan diri dalam setiap  perencanaan dan usaha kerja kita, melainkan melibatkan dan mengandalkan Tuhan. Hal ini akan menjauhkan kita dari sikap memegahkan diri yang pada gilirannya menjadi congkak/sombong. Padahal memegahkan diri dan menjadi congkak/sombong dibenci oleh sesama manusia terlebih Tuhan. Amin.

 

Doa:  Ya Tuhan ajar senantiasa kami untuk mengandalkan Dikau dalam setiap rencana dan usaha kami agar kami dijauhkan dari pengandalan diri dan menjadi sombong. Kuasai kami agar kami sadar segala keterbatasan kami yang sebenarnya tergantung kepada-Mu Sang Pencipta kami. Amin.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here