Kesediaan Mendengar Firman
Kisah Para Rasul 2:41
Ada sebuah gambaran yang sungguh indah untuk kita jadikan contoh sebagai keluarga Kristen dari pola hidup kerohanian jemaat mula-mula. Mereka memiliki pola hidup kerohanian yang penuh ketulusan meneriman firman Tuhan dan sangat percaya pada pemimpinnya. Ajaran rasuli tidak mereka kecilkan atau rendahkan, tapi memiliki arti bagi kehidupan rohaninya. Ketika mereka mendengar khotbah Petrus bahwa Allah telah membuat Yesus, yang disalibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus bagi mereka, mereka sangat terharu, sehingga bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul; Apakah yang harus kami perbuat? “Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama
Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus”, demikian kata Petrus (Kisah Para Rasul 2:36-38). Perkataan Petrus yang diilhami oleh kuasa Roh Kudus ini telah memberi jaminan keselamatan bagi umat. Itulah sebabnya mereka sangat terharu dan tergugah hati nuraninya untuk percaya dan memeberi diri dibaptis, dan pada hari itu juga jumlah orang yang menjadi Kristen bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.
Kesediaan umat menerima perkataan Petrus adalah juga kesediaan keluarga kita untuk diubah oleh kuasa Roh Kudus menjadi pribadi dan keluarga yang peduli. Peduli terhadap sesama dan peduli terhadap lingkungan dimana keluarga kita berada. Hendaknya ini menjadi perilaku hidup keluarga Kristen di zaman ini. Supaya nyata bahwa kesediaan mendengar firman memiliki dampak positif pada kehidupan selaku keluarga Kristen. Dari kehidupan seperti ini akan nyata bahwa pola kehidupan kerohanian jemaat mula-mula tetap tercermin sampai saat ini. Amin
Doa: Ya Tuhan, bangkitkan dalam diri kami kesediaan untuk mendengar firman Allah setiap saat, kesediaan untuk taat pada pemimpin dan kesediaan untuk diubahkan oleh kuasa Roh Kudus-MU. Amin