RHK Senin, 15 Februari 2016

0
1878

Allah Perkasa Dalam Akal BudiNya

Ayub 36:5 

            Kata ”Perkasa” sering hanya dikenakan kepada suatu tindakan yang diakui kebenarannya, kehebatannya dan luar dari kebiasaan atau sering disingkat ”luar biasa”. Padahal bicara tentang suatu tindakan tidak lain diawali oleh apa yang terkandung dari akal budi atau sesuatu yang dipahami melalui pemikiran yang benar, kemudian bertumbuh subur dalam hati  yang  tulus, lalu diwujudkan melalui suatu tindakan, menurut apa yang dikendaki dalam kebenaran.

            Pembacaan Alkitab kita hari ini mengedepankan ten-tang pendapat Elihu pada Ayub yang sementara mengalami penderitaan dan sengsara. Menurut Ayub, Allah tidak berlaku adil kepadanya (19:6, 8).

Elihu menegaskan, bahwa Allah itu perkasa dan tidak memandang hina siapapun termasuk di dalamnya keseng-saraan Ayub, yang sangat dipahami dalam kekuatan akal budi Allah sendiri. Allah tidak memberi penderitaan atau sengsara yang melebihi kesanggupan/kemampuan Ayub untuk diha-dapi.

            Sebagai keluarga kita harus memahami dengan sung-guh tentang maksud Allah dalam menghadapi pergumulan hidup. Bahwa sesungguhnya Tuhan Allah kita perkasa dalam tindakan-Nya, tetapi juga keperkasaaan-Nya sudah Ia pikirkan sebatas mana kesanggupan kita untuk menghadapi, sehingga di dalamnya hanya Tuhanlah pertolongan kita, sebab Ia tidak memandang kehinaan karena dosa-dosa kita kepada-Nya. Amin. 

Doa: Ya Tuhan, ampunilah kami sebab sering kami hanya mengandalkan pemikiran kami dalam mengatasi berbagai bentuk penderitaan dan sengsara yang dihadapi. Akibatnya kami gagal. Oleh sebab itu baharuilah kami untuk senantiasa menyerahkan semuanya dalam pengaturan dan pertolongan-Mu. Amin.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here