RHK Senin, 19 Desember 2016

0
1150

Salam: Sapaan Kasih

Lukas 1:40 

Maria yang tiba di rumah Zakharia sesudah berjalan melalui perbukitan merasakan sukacita tak terkira. Karena itu ia memberi salam sebagai bagian dari tata krama atau etiket pergaulan, tetapi juga bermakna syukur karena dapat tiba dengan selamat. “Salam” memang hanya sepatah atau dua patah kata, tetapi akan sangat berkesan ketika diucapkan dengan sukacita dan ketulusan sebagai bentuk sapaan kasih. “Salam sejahtera” adalah ungkapan umum menyalami pada waktu itu. Ungkapan ini tidak terbatas oleh waktu, pagi, siang ataupun malam. Dengan menyalami orang lain, sebagaimana juga Maria menyalami Elisabet dan seisi rumahnya, juga bermaksud memohon perkenanan, meminta diterima oleh yang empunya rumah karena dia yang menyalami bermaksud baik adanya.

Di banyak tempat, tata krama seperti ini merupakan tradisi yang diturunkan dari waktu ke waktu oleh para pendahulu sebagai pewarisan nilai-nilai yang baik di tengah masyarakat. Ia diperlukan guna menjaga hubungan antar anggota masyarakat agar selalu sopan santun, tertib dan tentram. Seperti di masyarakat, nilai-nilai yang baik itu ditumbuhkan juga di tengah keluarga kristen. Di balik nilai-nilai itu ada pengajaran untuk menghargai dan menghormati sesama.

Keluarga Kristen diingatkan untuk belajar memberi salam, menyapa ketika berjumpa dengan orang lain. Misalnya dengan mengucapkan syalom, tabea, siang bae, malam bae, selamat pagi, selamat siang, selamat sore, selamat malam kepada orang lain, dengan sukacita dan ketulusan. Amin.

Doa: Ya Tuhan sumber rahmat, di tengah suasana sukacita menanti kedatangan-Mu di akhir zaman dan menanti peringatan Natal Yesus Kristus, tolonglah kami untuk saling menghormati, saling menghargai, supaya nyata terang Yesus Kristus, selalu bersinar di tengah keluarga kami. Amin.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here