Jalani Derita dengan Tabah
Lukas 22:55
Oleh karena penangkapan Yesus terjadi pada waktu malam, maka di halaman rumah Imam Besar itu orang memasang api, (karena Yerusalem berada pada ketinggian 2600 kaki di atas permukaan laut sehingga terasa dingin dimusim semi ) untuk menerangi sekaligus supaya dapat saling mengenal satu dengan yang lain.
Nampaknya Yesus ditempatkan di tegah-tengah orang banyak yang duduk mengelilingi-Nya. Disini Yesus sungguh dijadikan sebagai seorang tersangka yang dikitari oleh orang banyak sehingga Ia tak dapat melarikan diri, walaupun Ia tidak bermaksud demikian. Banyak tuduhan, cercaan, cemooh dan sindiran orang banyak tertuju pada Yesus yang pasrah seperti domba yang diikat lehernya dengan tali.
Petrus yang mengikuti-Nya dari jauh tetap masuk ke halaman rumah Imam Besar dan duduk bersama orang banyak untuk menyaksikan apa yang akan dilakukan kepada Yesus. Menjadi seorang terdakwa tanpa kesalahan memang terasa sakit dihati, namun Yesus harus menjalani jalan sengsara sementara disaksikan oleh murid-Nya (Petrus) sebagai cara Ia menunjukkan bahwa Anak Manusia harus menderita. Penderitaan ini sebagai perwujudan dari karya selamat Tuhan Allah pada manusia. Barangkali sikap Yesus ini seperti iklan:“Mengatasi masalah tanpa masalah”.
Mungkin kita pernah mengalami peristiwa seperti yang terjadi pada Yesus? Dituduh bersalah dan dicerca dengan kata-kata yang sangat menyakitkan sementara orang yang dekat dengan kita hanya diam membisu tanpa ada usaha membela kita? Marilah kita belajar dari sikap Yesus yang pasrah dan tabah menjalani derita demi keselamatan manusia. Dengan tabah, kita bekerja keras menguras tenaga serta membaktikan diri bagi keluarga, gereja, masyarakat, bangsa dan negara seba-gai perwujudan pangilan iman kepada Yesus Kritus. Amin.
Doa: Tuhan, kuatkanlah iman kami ketika menghadapi tuduhan dan cercaan orang lain sekalipun kami tidak bersalah. Amin.