gmim.or.id – Jumat (10/2) Keluarga Lambaihang-Mangelep (Jons Lambaihang dan Meike Mangelep) bersama anak mereka Marive Thesalonika Lambaihang (4 tahun) berkunjung ke rumah saudara mereka di Jemaat Pinokalan. “Bertepatan saat itu ada ibadah HUT anak sekolah minggu, sehingga kami memutuskan untuk menginap dan berencana untuk kembali ke Mawali pada hari Sabtu (11/02),” ungkap Meike Mangelep ketika mengawali cerita bagaimana Tuhan dengan cara-Nya yang ajaib menghindarkan keluarga ini dari bencana tanah longsor.
“Benar kami berniat kembali ke Mawali pada hari Sabtu. Namun ipar saya Pnt. Jane Lambaihang (Ketua KPA GMIM MUSAFIR Perum Griya Pinokalan Asry) meminta kami untuk kembali ke Mawali hari Minggu pagi. Salah satu alasannya, ipar saya Jane masih ingin Tesa anak kami untuk tinggal lebih lama di Pinokalan,” terang Meike saat diwawancarai oleh gmim.or.id.
Singkatnya, hari Minggu (12/02) sekitar pukul 08.00 wita, keluarga ini kembali ke Lembe dan rencananya pada pukul 09.30 akan mengikuti ibadah Minggu pagi di Siloam Mawali II. “Begitu kami tiba di Mawali, beberapa anggota jemaat menyambut kami dan sebagian diantaranya mereka nampak menangis dan mengatakan bahwa rumah kami tertimpa tanah longsor,” ungkap Meike Mangelep.
“Mendengar kabar tersebut, saya menangis. Bukan karena kehilangan rumah. Saya menangis karena mengingat betapa besar kuasa Tuhan yang lewat penyertaan-Nya kepada kami melalui sanak keluarga di Pinokalan yang menganjurkan kami untuk pulang hari Minggu saja. Tak dapat dibayangkan, apa yang terjadi seandainya kami pulang hari Sabtu dan yang pasti keesokan harinya (hari minggu) kami berada didalam rumah dan tidak beraktivitas keluar rumah karena guyuran hujan lebat,” terang istri Jons Lambaihang itu.
Meike menambahkan, rumah yang kini roboh karena tanah longsor ini, baru saja ditempati pada Desember 2016 menjelang Natal. “Suami saya, Jons Lambaihang walaupun tuna rungu dan tidak pernah mengenyam pendidikan, tapi dia gigih berjuang. Kerja apa saja, baik melaut atau pekerjaan lainnya dan salah satu hasilnya rumah kami yang kini sudah hancur akibat tanah longsor,” jelas Meike, mengakhiri percakapan dengan gmim.or.id. Saat ini keluarga Lambaihang-Mangelep kini menumpang dirumah kerabat mereka di kompleks Gereja GMIM Siloam Mawali II.
(Penulis dan Foto: Frangki Noldy Lontaan. Editor: Pdt. Janny Ch. Rende, M.Th)