Allah di Pihak Kita
Roma 8:31-32
Sepotong syair dalam sebuah lagu anak sekolah minggu: “Allah di pihak kita, siapakah lawan kita? Tidak ada!” Hal ini menunjukkan bahwa perlawanan selalu ada ketika kita berusaha menjalankan rencana Allah melalui keterpanggilan dan keterpilihan untuk mendatangkan kebaikan. Tetapi perlawanan apapun bentuknya, tidak akan dapat mengga-galkan jaminan karya selamat Allah bagi umat-Nya.
Bacaan hari ini menerangkan bahwa Allah di pihak kita merupakan berkat penyertaan bagi mereka yang mengasihi-Nya. Di masa perang Dunia II, tentara Jerman menulis slogan “Allah di pihak kita” atau “Allah menyertai kita” pada sabuk mereka, dan pada satu sisi mata uang Gulden Belanda slogan itu masih ada sampai sekarang. Di negara kita, sekelompok orang menggunakan slogan tersebut justru untuk memaksakan kehendak dengan mengatasnamakan Allah. Rasul Paulus dalam suratnya ini memberi pemahaman baru bahwa “Allah di pihak kita”, dimaksud justru bukan kepada mereka yang kuat, berkuasa dan memiliki otoritas tetapi justru kepada mereka yang lemah yang mengalami penderitaan dan yang menjadi korban keadaan karena suatu kebenaran sejati di dalam Kristus.
Sebagai keluarga Kristen, kita perlu menjalankan rencana Allah yang mendatangkan kebaikan sekalipun diper-hadapkan dengan tantangan yang mendatangkan penderitaan hidup. Karena keberpihakan Allah memberi kemenangan kepada mereka yang tahan, sabar dan setia dalam meng-hadapi tekanan. Keberpihakan Allah tidak dapat diklaim oleh satu pihak, seakan-akan Allah hanya berpihak kepada yang menang dan yang lainnya tidak. Keberpihakan Allah nyata ketika Ia menyerahkan anak-Nya bagi kita semua. Allah selalu berada di pihak yang benar dengan mengasihi-Nya sehingga kita diberikan kemenangan bahkan menjadi lebih dari pemenang, yakni hidup kekal di sorga. Amin.
Doa: Ya Tuhan, tetaplah berpihak kepada kami dalam segala perkenanan-Mu agar kami tetap setia dan meyakini bahwa Engkau di pihak kami. Amin.