Tidak Sama Tapi Tetap Berjalan Dalam Kebersamaan
gmim.or.id – Ibarat sebuah perahu yang ada ditengah lautan, ada saatnya tenang, ada saatnya bergelombang, dan itu ada di lembaga dan komunitas manapun, termasuk GMIM. Demikian diungkapkan Wakil Ketua BPMS GMIM Pdt. DR. Arthur Reinhard Rumengan, MTeol, saat memimpin ibadah syukur HUT Ke-47 Radio Sion Tomohon, Senin 5 Juni di Pendopo Fak.Teologi UKI Tomohon.
Berdasar firman Tuhan dari Kisah Para Rasul 1:8 dan Kisah Rasul 2: 31-40 Rumengan mengingatkan, dalam semangat oikumenis GMIM medorong warganya untuk memiliki kualitas, kemampuan dan kapabilitas menjadi warga gereja yang kuat bersekutu, bersaksi dan melayani. “Radio Sion disebut radio oikumenis. Tidak hanya untuk GMIM, tapi dia mau melayani semua masyarakat. Inilah yang dimaksud dengan semangat oikumenis dalam satu identitas bahwa Radio Sion ini dipanggil untuk tugas-tugas jurnalis, pewartaan, pemberitaan.” kata Rumengan.
“Radio adalah sarana dimana orang menyampaikan sesuatu dalam bentuk kesaksian untuk orang lain yang mendengarnya. Karena itu betapa pentingnya dalam semangat orang percaya janganlah kita menghimpun dan mengelola dan menyampaikan data tidak dalam semangat Roh Kudus mengubah kita. Berita dapat menjadi hambar, memprovokasi jika tidak dinafasi oleh semangat kuasa yang bersumber dari Roh Kudus,” jelas Rumengan.
Di akhir khotbah, Rumengan mengingatkan, di usia 47 tahun, Radio Sion Tomohon tetap menjadi radio one for all, sambil terus mengevaluasi program untuk kebaikan dan terus menebar kebaikan dalam semangat kita tidak sama tapi tetap berjalan dalam kebersamaan. “Tak jarang demi sebuah kepentingan, kita sering membuat berita yang tidak akurat. Oleh GMIM kita punya etika dalam berdialog. Jangan sampai ada hoax , fitnah atau ujaran kebencian. Kita mau selalu belajar bersama bagaimana menemukan kebenaran yang bersumber dari Roh Kudus,”ungkap Rumengan.
Sementara itu, Direktur Utama PT Radio Oikumene Sion Tomohon Pnt. Ir. Stefanus BAN Liow dalam sambutannya mengatakan, tanpa Pemerintah, tanpa pendengar setia, Radio Sion bukanlah apa-apa. “Secara kelembagaan Radio Sion memang milik GMIM. Namun menjawab visi dan misi GMIM, maka radio ini bukan hanya milik GMIM saja, melainkan menjadi radio milik semua orang, golongan agama, etnis dan sub etnis dari berbagai latar belakang sosial. Sesuai slogannya yakni Radio Sion, GMIM pe Radio for Samua,” terang Liow yang juga selaku Ketua Komisi P/KB Sinode GMIM dan Anggota DPD RI dan MPR RI utusan Sulawesi Utara.
Walikota Tomohon Jimmy Feidie Eman, SE, Ak yang juga pendengar setia Radio Sion, menyatakan harapannya agara Radio Sion Tomohon menjadi sumber berita paling aktual dan mendidik. “ Kedepan, Radio sion terus mewartakan kebenaran, membawa informasi yang akurat. Membawa keseimbangan selain warna Kristiani, tetap mengedepankan falsafah Pancasila, menentang intoleransi, radikalisme, ujaran kebencian. Sehingga isu-isu yang berkembang, Radio Sion dapat menjadi pemersatu dengan menyajikan informasi yang tepat,” ujar Eman.
“Kami juga mencek informasi dari masyarakat untuk segera ditindaklanjuti oleh Pemkot Tomohon lewat Radio Sion Tomohon. Tentunya diharapkan masyarakat mengkritisi secara santun serta memberikan solusi,” ungkap Eman diakhir sambutannya.
Acara syukur ini dihadiri sejumlah tamu undangan, selain walikota Jimmy Eman, juga Ketua DPRD Kota Tomohon Ir Miky JL Wenur, Wakapolres Tomohon Kompol Dewa Made Palguna, Kasie Intel Kejari Tomohon Wilke Rabeta SH, Sekkot Tomohon Ir Harold Lolowang MSc beserta sejumlah pejabat pemkot, serta para pendeta dan pendengar komunitas Tembang Kenangan Sweet Memory (TKSM) Kontak Kawanua bersama insan pers di Tomohon dan Minahasa.
(peliput dan foto: Frangki Noldy Lontaan. Editor: Pdt. Janny Ch. Rende, M.Th)