Khotbah Hari Natal Kedua, 26 Desember 2015

0
4629

TEMA MINGGUAN: “Jadilah Anak-anak Terang”
Bahan Alkitab : 1 Tesalonika 5:1-8

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan.

Salam Sejahtera dan selamat hari Natal buat kita semua.

Kemarin tanggal 25 Desember merupakan perayaan Natal Yesus Kristus yang kita amini sebagai Tuhan dan Juruselamat dunia. Termasuk hari ini sebagai hari kedua perayaa masa raya Natal yang dirayakan oleh seluruh orang percaya di seluruh dunia.

Perayaan Natal yang kita lakukan, tentu bukan hanya berarti seremonial atau perayaan apalagi hanya pesta saja, tetapi harus memperkuat komitmen kita untuk hidup sesuai kehendak Tuhan dan melalui pembacaan ini kita mendapatkan pesan hal-hal penting untuk kita waspadai, sadari dan tindak lanjuti dalam hidup, kerja dan karya kita selanjutnya.

Pertama, kita hidup dalam waktu yang terus bergulir untuk sampai pada masa kesudahannya. Itu berarti kita hidup di dalam dunia ini hanya sementara. Hal ini terlihat dari apa yang dikatakan Paulus, bahwa  jemaat Tesalonika telah tahu tentang  zaman dan masa itu, sehingga tidak perlu dituliskan pada mereka. Hari Tuhan yang telah mereka tahu itu, dipahami akan datang seperti pencuri. Oleh sebab itu, mereka harus waspada tentang hal ini. Tidak boleh terpengaruh dengan perkataan orang yang mengatakan semuanya damai dan aman. Mereka akan ditimpa kebinasaan, seperti  seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin dan mereka pasti tidak akan terluput. Mengantisipasi  hari Tuhan yang bisa datang dengan tiba-tiba seperti pencuri, mereka harus hidup sebagai anak-anak terang dan bukan hidup dalam kegelapan.

Sebagai orang Kristen yang berada di zaman post modern ini, kewaspadaan diri terhadap berbagai tantangan, masalah terma-suk godaan zaman, harus menjadi gaya hidup kita. Jangan lupa bahwa kita hidup dalam dunia ini hanya sementara. Dan suatu saat ketika Tuhan datang kembali, kita akan mempertanggung jawabkan apa yang telah kita perbuat. Dunia dengan segala kemegahannya hanya bersifat semu dan akan berlalu. Harta dunia seperti rumah, kebun, mobil dan semua yang bersifat bendawi akan lenyap. Apakah kita ingin lenyap bersama dunia ini? tentu saja tidak. Oleh sebab itu mari kita berjaga-jaga menjelang kedatangan Tuhan kembali ke dalam dunia seperti peringatan Yesus dalam  Matius 24:42; 25:13. Berjaga-jaga (Yun. –gregoreo-) berarti “tetap sadar dan waspada”. Artinya bersiap secara rohani supaya luput dari murka pada hari itu.

Selanjutnya dari bagian Alkitab ini kita diajak untuk memahami  pentingnya kesadaran bahwa orang percaya adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Inilah jati diri orang percaya. Jati diri gereja Tuhan. Berbeda dengan orang-orang malam atau orang-orang kegelapan. Paulus dengan tegas mengatakan “kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan”.

Dalam Alkitab, terang melukiskan Allah atau Firman Allah ( Yoh. 1: 3-4; 1 Yoh.1:5). Para pengikut Yesus disebut anak-anak terang. Dengan demikian menjadi anak-anak terang berarti hidup sesuai kehendak Tuhan yang berbeda dengan orang yang hidup dalam kegelapan yang secara rohani dan moral hidup tidak percaya kepada Tuhan sehingga melakukan apa yang jahat di mata Tuhan. Dengan demikian mari kita tunjukkan kepada dunia bahwa kita adalah anak-anak terang dan bukan anak-anak kegelapan. Bukan hanya berbicara tentang keadaan tidak mabuk seperti yang biasa dilakukan anak-anak kegelapan pada malam hari, melainkan lebih banyak tentang mendisiplinkan seluruh kehidupan kita secara ketat supaya tidak melakukan apa yang disebut dosa, seperti pemabukan, perjudian, pergaulan bebas, narkoba, pencurian, penganiayaan, pengrusakan alam, perilaku tidak adil dan tindakan kriminal lainnya.

Persoalan kita sekarang adalah, apakah kita hanya sibuk membenahi jati diri kita sebagai anak-anak terang tanpa peduli kepada mereka yang hidup dalam kegelapan ? kalau hanya ini yang kita lakukan maka kita akan menjadi pribadi atau gereja yang  eksklusif (bersifat mengurus diri sendiri, terpisah dan tidak peduli dengan realita kehidupan orang lain). Oleh sebab itu, sebagai anak-anak terang, kita harus menjadi terang dan mau menerangi orang lain yang hidup dalam kegelapan. Kegelapan dan malam menunjuk pada tempat-tempat di mana ada sakit dan penderitaan atau kebodohan dan mereka yang tidak melakukan kehendak Allah. Jika diumpamakan sebagai  lilin yang menerangi, berarti kita siap berkorban – waktu, tenaga, uang, perasaan bahkan diri – supaya orang lain yang hidup dalam kegelapan mendapatkan keselamatan, sebagaimana makna kedatangan Kristus dalam dunia ini supaya kita diselamatkan.

Sebagai orang percaya dengan  jati diri sebagai anak-anak terang, kita harus berbajuzirahkan iman dan kasih, dan berke-topongkan pengharapan keselamatan.” Bajuzirah adalah perleng-kapan tentara yang terbuat dari logam atau kulit untuk melindungi badan terhadap serangan musuh. Jadi berbajuzirahkan iman berarti sikap hidup yang tidak berpuas diri dengan kemampuan diri sendiri dan harus  kebal terhadap godaan dan serangan dosa, dan harus hidup percaya serta  berharap kepada Tuhan. Sedangkan berketopong (topi pelindung kepala) keselamatan berarti penan-tian dengan sungguh-sungguh agar dilepaskan dari murka Allah yang terakhir dan dimaksudkan untuk kemuliaan serta persekutuan abadi dengan Allah.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan.

Di perayaan Natal hari kedua ini, kita sangat bersyukur karena telah diingatkan lagi melalui firman Tuhan untuk terus berjaga-jaga dengan jati diri yang tidak boleh berubah sebagai anak-anak terang dengan perlengkapan rohani yang dikaruniakan Tuhan. Dan sebagai orang tua, apa yang kita tahu dan amini ini, harus diajarkan kepada anak-anak, bukan hanya dengan perkataan tetapi dengan perbuatan nyata.

Generasi muda, yang adalah anak-anak kita, anak-anak gereja yang adalah anak-anak Tuhan, mempunyai tantangan, masalah dan godaan duniawi yang semakin besar dan kompleks serta sangat memprihatinkan. Semakin banyak generasi muda yang terjerumus ke dalam tindakan kejahatan. Merusak diri dengan alkohol dan obat-obat terlarang serta terjerumus dalam seks bebas; Perilaku yang suka melawan, memberontak dan me-nyakiti orang tua; dan terlibat dalam perilaku kejahatan lainnya.

Sebagai anak-anak terang, kita semua harus pula mengelola dan mengusahakan setiap potensi yang diberikan Tuhan. Giat di bidang pertanian, perikanan, perdagangan dan pekerjaan lainnya yang halal dengan semangat “ayo kerja” supaya dapat memenuhi semua kebutuhan hidup sehari-hari. Jangan jadi penonton di tanah sendiri.  Ingat salah satu penyebab tindakan kejahatan adalah karena kemiskinan. Dengan demikian hidup yang menjadi terang, salah satu caranya adalah dengan menolong diri sendiri dan orang lain untuk keluar dari kemiskinan dengan cara kerja, kerja dan terus bekerja. Kerja keras dan kerja cerdas sambil menyongsong datangnya Tuhan Yesus kembali ke dalam dunia. Terpujilah nama Tuhan. Amin.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here