MTPJ 11 – 17 Februari 2018

0
9901

TEMA BULANAN : “Penatalayan yang Memiliki Kapabilitas, Integritas dan Komitmen”
TEMA MINGGUAN : “Pelayan yang Memiliki Kapabilitas dan Integritas”
Bacaan Alkitab : 1 Korintus 9 : 19 – 27

ALASAN PEMILIHAN TEMA

Kita patut bersyukur, GMIM sebagai Gereja Tuhan telah mema-suki periode pelayanan yang baru 2018-2021. GMIM memiliki ribuan syamas, penatua, pendeta dan guru agama yang semen-tara dalam arak-arakan untuk menjawab panggilan Tuhan di bidang persekutuan, kesaksian dan pelayanan bersama seluruh anggota jemaat dengan segala potensi untuk melayani bagi gereja Tuhan ini.

Yang menjadi pertanyaan, apakah motivasi pelayanan adalah benar-benar mau melayani dengan sungguh-sungguh karena merasa terpanggil dengan pengalaman iman bersama Tuhan. Tidak dapat disangkal, ada yang didorong oleh rasa ingin dihormati atau supaya dikenal sebagai orang baik, dan men-jadikan pelayanan sebagai batu loncatan untuk mendapatkan jabatan tertentu. Berbagai motivasi tersebut tentunya akan mem-pengaruhi kinerja pelayanan. Artinya kalau motivasinya baik, kinerja pelayanannya tentu baik, bila sebaliknya pasti hasilnya tidak baik.

Kenyataan yang terjadi dalam kepelayanan, masih banyak pela-yan khusus yang tidak memiliki kapabiltas (kemampuan, kesang-gupan untuk melayani dengan baik sesuai harapan), dan integritas (kesatuan yang utuh mis. antara kata dan perbuatan tidak menyatu) sehingga punya potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan; kejujuran dan dapat dipercaya se-bagai pelayan yang baik. Hal ini kemungkinan disebabkan kurangnya pelatihan yang berhubungan dengan kepelayanan (pemimipin yang melayani) dalam rangka pengembangan diri sebagai pelayan. Untuk itulah kita memilih tema “Pelayan Yang Memiliki Kapabilitas dan Integritas”. Dari tema tersebut kita berharap para pelayan dalam melayani mempunyai kapabilitas dan integritas kristiani.

PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)

Korintus, adalah kota metropolitan yang terkemuka di Yunani pada masa pelayanan Paulus. Jemaat yang ada di kota tersebut didirikan dan dilayani oleh Paulus (Kisah Para Rasul 18:1-17) dan terdiri dari orang Yahudi dan kebanyakan orang bukan Yahudi yang dahulunya menyembah berhala.

Surat 1 Korintus ditulis sekitar tahun 56M pada waktu perjalanan misi Paulus yang ketiga (Kisah Para Rasul 18:23–21:16) dengan maksud untuk menjawab pergumulan jemaat seperti tentang perkawinan, persembahan kepada berhala, berbagai macam karunia, dan bantuan untuk jemaat Yerusalem.

Selain hal-hal tersebut di atas, Paulus juga menyatakan apa saja yang berhubungan dengan kerasulannya dalam melayani jemaat tersebut. 1 Korintus 9:19-23 berisi pernyataan Paulus kepada jemaat bahwa ia memiliki kebebasan (tidak dipengaruhi atau ter-ikat oleh norma-norma atau kebiasaan orang) dalam melayani semua orang dengan caranya sendiri agar mereka dapat dimenangkan. Ia rela menjadi hamba (orang yang membak-tikan/mengabdikan diri bagi orang lain). Artinya Paulus selalu siap untuk menyesuaikan dirinya dengan situasi, keberadaan para pendengar agar mereka dapat diselamatkan. Paulus mema-kai dirinya sebagai teladan mengenai prinsip penyangkalan diri demi kepentingan orang lain.

Bagi orang Yahudi ia menjadi seperti (menyamakan diri) orang Yahudi, orang yang hidup di bawah Hukum Taurat, dan orang yang tidak hidup dibawah Hukum Taurat. Bahkan bukan hanya orang Yahudi atau non Yahudi saja yang dilayani Paulus, tapi juga mereka yang lemah. Paulus boleh menjadi segalanya bagi siapa saja tapi tujuannya tetap sama yaitu ia boleh meme-nangkan seberapa orang dari pelayanannya. Ia benar-benar mempunyai integritas yang kuat artinya ia boleh beradaptasi dengan siapa saja tanpa kehilangan identitas sebagai rasul Tuhan yang hidup dalam hukum Kristus.

Cara Paulus (menyesuaikan diri dengan berbagai situasi orang yang dilayaninya, itu diyakini demi Injil), dengan maksud agar injil (berita keselamatan itu) itu dapat menjangkau sebanyak mungkin manusia dan dengan demikian boleh memenangkan banyak orang yang kepadanya injil diberitakan.

Selanjutnya Paulus menegaskan bahwa motivasi pelayanannya semata-mata karena injil supaya ia mendapat bagian di dalamnya (jangan ia di tolak). Paulus sungguh-sungguh mem-persiapkan diri, ia melatih tubuhnya dan menguasai seluruhnya agar ia memunyai kemampuan untuk mencapai tujuan. Hal ini diilustrasikannya dengan semangat juang para atlit, mereka melatih diri dengan penuh disiplin, supaya memperolah hadiah/mahkota (terbuat dari daun-daun=fana) kemenangan sekalipun itu fana. Demikian pula perjuangan yang dilakukan Paulus untuk mendapatkan mahkota abadi yang menunjuk kepada kemenangan keselamatan yang kekal. Inilah sasaran yang indah dari kehidupan orang Kristen (bd. 1Kor 1:8; 4:5; 6:2,9-10; 15:12-19). Paulus menghendaki agar orang Kristen berbuat seperti yang dilakukannya.

Makna dan Implikasi Firman

  • Menjadi hamba Tuhan untuk memberitakan injil bagi banyak orang membutuhkanintegritas dan komitmen yang sungguh-sungguh seperti halnya Paulus untuk mengambil bagian dalam pemberitaan injil yang menyelamatkan. Cara ini sangat dibutuhkan bagi keberhasilan pelayanan dan harus menjadi karakter Kristiani di dunia yang semakin individualistik, materialistik dan konsumeristik.
  • Gereja melayani di tengah masyarakat majemuk yang sangat membutuhkan sentuhan firman yang menyejukkan kehi-dupan mereka yang kompleks. Karena itu sangat dibutuhkan hamba Tuhan yang mempunyai kesiapan dan kesungguhan untuk melayani dengan terus menerus melatih diri, me-ngembangkan kemampuan dan wawasan (kapabilitas) pela-yanan agar boleh menjawab kebutuhan jemaat.
  • Seorang pelayan melayani untuk semua, terbuka dan tidak membeda-bedakan anggota jemaat yang dilayaninya, memi-liki sikap melayani yang padu, utuh, antara firman dan tindakan melayani (integritas).
  • Keinginan mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh se-belum melayani adalah sikap dasar Paulus agar tidak ditolak dalam pelayanan. Hal ini tentu menjadi sangat penting dan mendesak untuk dilakukan para pelayan dalam melayani. Antara lain dalam kelompok PA, memiliki waktu khusus untuk berdoa, suka belajar, membaca dan terus melatih diri.
  • Sedia berkorban dan menjadi hamba Tuhan bagi siapapun demi kemenangan iman Kristen bukan semata-mata menjadi rendah dan meninggalkan iman Kristen, tapi tetap beriman agar orang lain boleh memperoleh kerselamatan.
  • Paulus memiliki kejujuran dan dapat dipercaya dalam mengemban tugas pelayanan sehingga ia dapat meman-carkan kewibawaan Kristiani dalam melayani. Sikap Paulus tersebut perlu dipertahankan terus dalam melayani supaya pelayanan kita tidak akan ditolak.

PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:

  1. Apa pemahaman saudara tentang, kapabilitas dan integritas, sebagaimana yang ditunjukkan Rasul Paulus menurut 1 Korintus 9:19-27?
  2. Bagaimana seharusnya sikap seorang pelayan agar setiap orang yang dilayani dapat dimenangkan/hidup dalam keselamatan?

POKOK-POKOK DOA:

  • Para pelayan Tuhan bersedia menjadi hamba setia bagi sesama agar mereka dapat dimenangkan
  • Siap berkorban bagi sesama manusia
  • Selalu bersedia membekali diri demi kemajuan pelayanan

TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU BENTUK II 

NYANYIAN YANG DIUSULKAN:

Kemuliaan Bagi Allah: NNBT No. 1 Pujilah Dia, Pujilah Dia

Ses Doa Penyembahan: NNBT. No.13. Ya Allah Bapa, YA Yesus TUHAN.

Pengakuan Dosa:NKB No. 10 Dari Kungkungan Malam Gelap

Janji Anugerah Allah:KJ.No. 60:5 Hai Makhluk Alam Semesta

Puji-Pujian: NKB. No.72 Nama Yesus Berkumandang.

Ses Pembacaan Alkitab: NNBT No. 12  Diamlah.

Ses Pengakuan Iman: KJ.No.375 Saya Mau Ikut Yesus.

Persembahan: NKB No.196 Ku Beroleh Berkat.

Nyanyian Penutup: Sukacita Melayani. 

ATRIBUT YANG DIGUNAKAN:

Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here