TEMA BULANAN : “Keadilan Allah”
TEMA MINGGUAN : “Keadilan Sosial Sebagai Perwujudan Kehendak Allah ”
Bahan Alkitab : Amos 5 : 7 – 13; Matius 25 : 35 – 40
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Dewasa ini kita diperhadapkan dengan situasi yang tidak menentu terutama dalam bidang hukum, keadilan dan politik. Terkadang para pelaku tindak criminal yang berat seperti para koruptor yang merugikan Negara miliaran bahakn triliunan rupiah menerima hukuman yang ringan sedangkan yang melakukan perncurian kecil dihukum seberat-beratnya (kita tentunya ingat kasus seorang remaja yang hanya mencuri sandal dihukum berat). Keadilan bagaikan hanya milik orang-rang berduit saja, sedangkan yang miskin papa dan tidak punyak apa-apa malah tidak mendapat keadilan. Diberbagai instansi dan lembaga suap menjadi hal yang biasa. Untuk mendapatkan perkerjaan, jabatan, proyek-proyek pemerintah bahkan di dunia pendidikan seperti masuk di Universitas tertentu harus menyuap supaya bisa di terima.
Masihkah kita mendengar suara kenabian di tengah-tengah kemelut bangsa dan Negara kita? Masih adakah orang yang mampu menyuarahkan kebenaran, menyatakan ya di atas ya dan tidak di atas tidak. Jika tidak, maka kita membiarkan ketidakadilan it uterus terjadi.
Dalam sorotan tema minggu ini “Keadilan Sosial Sebagai Perwujudan Kehendak Allah”, kita diingatkan bahwa Tuhan tetap peduli dengan orang yang lemah dan tertindas. Bahkan dia mengatakan bahwa sesungguhnya ketika kita melakukan kebaikan kepada mereka yang tak berdaya berarti kita suda melakukannya untuk Dia.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab(Exegese)
Amos 5 : 7 – 13
Amos adalah seorang peternak domba dan pemungut buah ara hutan dari Tekoa (1:1; 7:14b), sebuah desa yang berada di sekitar 16 KM di sebelah Yerusalem. Amos tampil sebagai “seorang awam yang berdikari” bahkan ia sendiri berkata bahwa ia “bukan nabi atau dari golongan nabi” (7:14) oleh karena itu ia mencanangkan pesan Allah tanpa dibebani kepentingan pribadi. Hal ini juga sesuai dengan arti nama Amos, yakni “penanggung beban”. Menurut catatan sejarah Amos benubuat diantara thaun 762 sampai 750 SM, hal ini didasari dari pasal 1:1 dimana dikatakan bahwa Amos benubuat pada waktu Uzia menjadi raya Yehuda (781-740 SM) dan Yerobeam II menjadi raja Israel (786-746 SM).
Orang Israel suda tidak lagi hidup sesuai kehendak Tuhan dimana keadilan berubah menjadi ipuh(racun) dan mereka mengempaskan kebenaran ke tanah (sudah tidak lagi memperdulikan kebenaran/mengeyampingkan kebenaran). Bangsa Israel tidak lagi mengingat Tuhan yang adalah Pencipta alam semesta dan bahwa Tuhan mampu melakukan perkara-perkara yang besar dan dashyat. Bangsa Israel juga di gambarkan bagaikan orang yang membenci teguran dan berlaku keji pada orang yang tulus hati. Orang kaya menginjak-injak hak orang lemah serta mengambil pajak yang besar pada orang susah. Kejahatan bangsa Israel juga dengan menajdikan orang benar terjepit, menerima suap dan tidak mempedulikan orang miskin di tempat umum (pintu gerbang) yang menurut hukum agama orang Yahudi wajib di bantu.
Hal itu membuat Tuhan murka. Akibatnya Tuhan bertindak dan menimpakan kebinasaan bagi mereka yang menganggap dirinya kuat, kaya dan bersikap semena-mena. Pada akhirnya keadaan mereka digambarkan seperti orang yang membangun rumah tetapi tidak bisa mendiaminya dan yang memiliki kebun anggru tidak bisa mengecapi hasilnya (ayat 11). Orang yang berakal budi akan berdiam diri karena ketika mereka akan menyarakan kebenaran serta keadilan, suara teguran mereka di dengar bahkan ketulusan mereka menjadi kekejian bagi orang-orang yang tidak suka ditegur dan dinasehati.
Matius 25 : 35 – 40
Bagian Alkitab ini bersisi tentang penghakiman terakhir. Nats ini tidak terlepas dari pasal 25 mengenai penjelasan Yesus tentang Kerajaan Sorga. Tentang penghakiman terakhir, kedatangan Anak Manusia digambarkan seperti seroang gembala yang meisahkan domba dan kambing. Domba di sebelah kanan dan kambing disebelah kiri, menurut pemahaman orang Yunani dan Romawi serta Yahudi sisi “kanan” menguntungkan dan membahagiakan, sedangkan sisi “kiri” kebalikannya. Arti kiasan lainya adalah domba lebih berharga dari pada kambing, kulit domba putih yang menghiaskan orang benar, sedangkan kambing bisanya hitam menggambarkan sebaliknya.
Dan ketika Anak Manusia datang, maka ia akan berkata bagi mereka yang disebelah kanan-Nya, “Mari, hai kamu yang diberkati” (ayat 35). Yang diberkati disini mempunyai arti “sebab ketika aku lapar, kamu memberi Aku minum dst” (ayat 35-36). Tetapi kemudian muncul pertanyaan bilamana mereka melihat Yesus lapar, atau haus dan tidak punya pakaian dan mereka hanya membeiarkan-Nya begitu saja ? (ayat 37-39). Menjawab pertanyaan ini Yesus mengatakan “segala sesuatu yang kamu lakukan (dua kali dipakai kata kerja Yun. Poiein “melakukan”) untuk orang yang paling hina, sama artinya suda melakukan untuk Dia. Jelaslah disini bahwa orang yang paling hina adalah saudara Yesus karena Dia sangat mempedulikan orang yang hina dan miskin.
Makna dan Implikasi Firman
Realitas kehidupan kita sekarang diperhadapkan dengan berbagai kemelut kehidupan di berbagai bidang. Ketika orang berbicara hukum ada yang memplesetkan KUHP dengan ( Kasih Uang Habis Perkara), hukum dengan begitu muda diputarbalikkan sesuai dengan keinginan penguasa atau mereka yang kaya. Suap merajalela dimana-mana. Orang menjerit meminta perlindungan hukum dan keadilan, tetapi diabaikan. Orang tidak lagi peduli dengan sesame, semakin egois, proteksionis (melindungi kepentingan sendiri). Tanah dan rumah orang miskin dengan mudah digusur untuk kepentingan tertentu dan diarahkan oleh “bos besar” banyak kasus korupsi yang tidak diungkap bahkan sengaja ditutup-tutupi.
Menyingkapi hal-hal ini maka Gereja (orang percaya) terpanggil untuk mempunyai sikap peduli dengan sesame sebab Tuhan Allah menghendaki kita untuk memperhatikan mereka yang “lemah” dan yang terpinggirkan. Karena ketika kita melakukan perbuatan baik kepada mereka itu berarti kita suda melakukkannya untuk Tuhan. Sebab bagaimana mungkin kita mengatakan bahwa kita suda melakukan yang baik untuk Tuhan yang tidak kelihatan padahal kita belum melakukan apa-apa untuk sesame manusia yang ada di sekeliling kita.
PERTANYAAN DISKUSI
-Jelaskan pengertian kita mengenai keadilan sosial berdasarkan bacaan saat ini !
-Berikan contoh hal-hal yang suda dilakukan selama ini sebagai warga Gereja untuk menegakkan kebenaran dan keadilan.
NAS PEMBIMBING : Amos 5 : 24
POKOK-POKOK DOA
-Supaya hukum ditegakkan di Negara Indonesia
-Orang percaya lebih peduli dengan sesame yang menderita dalam berbagai aspek kehidupan.
-Orang-orang yang berjuang untuk menegakkan kebenaran dan keadilan
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU BENTUK III
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
– Persiapan : NNBT No.5
– Ses Nas Pembimbing : NNBT No. 4:1-2
– Pengakuan Dosa : NNBT No.11
– Berita Anugerah : NNBT No.36
– Pengakuan Iman : NKB No.120:1-2
– Doa, Pembacaan Alkitab : NKB No.116
– Persembahan : NKB No.133
– Nyanyian Penutup : NNBT No. 28
ATRIBUT YANG DIGUNAKAN :
Warna dasar hijau dengan symbol salib dan perahu di atas gelombang.