TEMA BULANAN:
“Kasih yang menghadirkan damai sejahtera”
TEMA MINGGUAN:
“Pengharapan akan damai sejahtera Allah”
BACAAN ALKITAB:
Zakaria 8:1-19
Lukas 1:26-38
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Dunia akhir-akhir ini yang ditandai oleh makin banyaknya bencana alam yang terjadi dimana-mana, mendorong manusia untuk berupaya menghindarkan diri, mencari tempat tinggal yang aman sambil mengharapkan agar bencana yang telah terjadi tidak akan terulang lagi. Selain itu dunia diperhadapkan dengan bencana-bencana sosial yang menyebabkan banyak orang mengalami penderitaan, kemiskinan, bahkan perpecahan dalam masyarakat dan gereja yang tentu saja berpengaruh dalam kehidupan setiap hari, Semua itu membawa kekuatiran dan kegelisahan menghadapi kenyataan hidup kini dan di waktu mendatang. Sebagai orang percaya, kita semua terdorong untuk bertanya: kemanakah arah masa depan bangsa dan negara kita; bagaimanakah kehidupan bergereja kita kedepan. Pertanyaan yang sama adalah: sejauh manakah partisipasi agama-agama dan gereja-gereja menghadapi bencana-bencana sosial yang semakin tak terhalangi itu? Masih adakah harapan terjadinya perobahan dan pembaharuan menuju ke kehidupan yang aman, damai dan adil? Berita Zakaria 1 dan Lukas 1 membuka wawasan kita dalam perenungan tentang pengharapan Kristen di tengah-tengah kenyataan yang ada serta bagaimana menghayati makna pengharapan sebagai bagian hakiki dari iman Kristen,sehingga impian tentang keamanan, kedamaian, kepastian,
boleh menjadi kenyataan.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Sebelum Nabi menyampaikan firman Tuhan seperti yang diucapkan dalam bacaan kita hari ini (Zakaria 8), bangsa Israel berada dalam penderitaan. Dalam pasal sebelumnya, dijelaskan bahwa umat Allah menderita karena Allah menjauhkan diri dari mereka.Umat menjadi putus asa. Yerusalem menjadi sunyi sepi. Hubungan lsrael dengan Tuhan menjadi renggang. Tapi Tuhan sendiri mengetahui situasi dan keadaan umat-Nya yang menderita. Ini disampaikan oleh Zakaria dalam pasal 7: 9-14. Keadaan dan situasi inilah yang menjadi latar belakang pemberitaan Zakaria ketika ia menyampaikan firman Tuhan dalam pasal 8. Menurut Zakaria, Tuhan sendiri bertindak dengan menyatakan bahwa Ia fidak mau membiarkan umat-Nya. Karena itu atas nama Tuhan, nabi mengangkat suara dengan mengucapkan: Beginilah Firman Tuhan semesta alam! (lih. Zakaria 8:2,4,6,7,9,11,14,18). Kemudian dilanjutkan dengan isi firman yaitu tentang inisiatif Tuhan sendiri untuk menolong dan menyelamatkan umat-Nya, Perhatikan ayat 7 dan 8: “… Aku menyelamatkan umat-Ku. .. dan Aku akan membawa mereka pulang… Mereka akan menjodi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allah mereka dalam kesetiaan dan kebenaran”. Di sini,inisiatif Allah benar-benar ditonjolkan. Selanjutnya dalam ayat 12 dan 13: “…Aku akan menabur damai sejahtera. Maka pohon anggur akan memberi buahnya dan tanah akan memberi hasilnya… Aku akan memberi semuanya itu kepada sisa-sisa bangsa ini,,. Aku akan menyelamatkan kamu sehingga kamu menjadi berkat.. Janganlah takut, kuatkanlah hatimu”. Inisiatif Tuhan yang menjanjikan ini, pasti didambakan oleh umat-Nya yang sedang menderita. janji-janii-Nya sungguh menguatkan hati umat dan terutama, pengharapan akan damai sejahtera, menjadi dambaan umat. Mereka mengharapkan kehadiran Tuhan didalam pergumulan mereka.
Selanjutnya, kita melihat bahwa janji Tuhan itu langsung dibarengi dengan ajakan kepada umat untuk menjawab kasih karunia-Nya. Setelah Tuhan mengucapkan janji-janji-Nya maka Ia bersabda: Inilah hal-hal yang harus kamu lakukan: berkatalah benar seorang kepada yang lain dan laksanakanlah hukum yang benar.. janganlah merancang kejahatan … (ayat 16 dan 17). Ini adalah perintah ulangan yang telah difirmankan sebelumnya (Zakaria 7:9-10). Inisiatif Tuhan untuk melindungi dan menyelamatkan umat-Nya tidak harus menyebabkan umat berdiam diri. Jawaban atau respons atas kasih karunia Allah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan beriman Israel umat Allah. Pengharapan di sini berarti menunggu sambil bekerja dan berupaya untuk melakukan apa yang dapat dilakukan dalam penyerahan penuh kepada Tuhan.
Demikian Juga dalam Lukas 1 :26-38, kita melihat bagaimana Maria menyambut kasih karunia Allah itu. Atas nama Allah, malaikat Gabriel datang kepada Maria sambil berkata bahwa Maria “beroleh kasih karunia di hadapan Allah… dan bahwa Maria akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki yaitu Yesus. Roh Kudus akan turun atasnya dan kuasa Allah akan menaungi dia. Segala sesuatu yang diberitakan akan digenapi, sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil (ayat 37). Karena itu dengan penuh sukacita, Maria menyambut firman Allah sambil berkata: Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” [ayat 38). Sebagaimana janji Allah untuk mengembalikan Israel dan menyelamatkan mereka dipenuhi, demikian juga janji kepada Maria akhirnya dipenuhi, hal itupun memberi jaminan kepada kita bahwa janji Tuhan tidak pernah mengecewakan. Apa yang dinantikan ternyata menjadi kenyataan pada waktu yang ditentukan Allah.
Makna dan Implikasi Firman
Tuhan menghendaki agar firman-Nya disambut, didengar, diamini dan diterapkan dalam kehidupan umat setiap hari. Firman dalam bentuk janji dan pengharapan pasti akan dipenuhi. Hari ini kita memasuki masa raya Advent yaitu penantian. Penantian adalah tindakan dinamis yang menjelaskan bahwa seseorang sedang menantikan sesuatu, Sama seperti Zakaria menyampaikan firman Allah tentang janji Nya bagi Israel, demikian juga pemberitaan malaikat Gabriel
kepada Maria memerlukan jawaban, memerlukan pengharapan. Maka itulah juga iman yaitu keyakinan akan pemenuhan janji. Kita dituntut memiliki pengharapan yang sama akan hari depan kita. Pemberitaan Zakaria mengajak orang Israel merenungkan tentang makna pengharapan dimana Tuhan Allah sendiri berinisiatif untuk masa depan mereka: Tuhan akan menyelamatkan mereka. Makna pemberitaan Zakaria bagi situasi kita kini adalah bahwa Allah yang dulu berjanji kepada Israel adalah Allah yang kini berfirman kepada kita bahwa Ia akan menyelamatkan kita, Ia akan menuntun kita.
Negara kita berada dalam situasi yang sungguh memerlukan penyelamatan, penyelamatan dari kemelut yang berkepanjangan dan dari kesulitan menegakkan keadilan di seluruh negeri ini. Penantian bagi kita berarti menanti akan kehadiran Tuhan secara nyata di tengah kemelut yang sedang menyengsarakan rakyat Kita menantikan perayaan Natal dan sementara itu kita iuga sedang menantikan datangnya kembali Tuhan sambil berupaya merobah kebobrokan mental para penguasa menjadi orang-orang yang secara jujur mau mengabdi dan berkorban demi kemakmuran dan keadilan bagi banyak orang. Kita juga sedang nenantikan kerelaan Tuhan memberi keberanian kepada para pemimpin termasuk pemimpin gereja kita untuk menyuarakan firman kenabian dengan berani. Dalam semangat pengharapan inilah kita memasuki minggu-minggu masa raya Adven-penantian akan kehadiran Tuhan dengan kuasa kasih-Nya untuk menyelamatkan bangsa dan negara kita, sebagaimana firman Tuhan di masa Zakaria dan dimasa Lukas telah menjadi kenyataan pada waktunya, demikian pengharapan kita (adven kita) menjadi suatu kenyataan pada waktu yang ditentukan Allah sendiri. Dalam penantian ini kita diingatkan (sama seperti di zaman Zakaria) supaya mengupayakan apa yang dapat diupayakan yaitu: berkata yang benar, melaksanakan hukum yang benar, jangan merancang kejahatan, jangan mencintai sumpah palsu (band. Zakaria 6:16-17) Tuhan berinisiatif menyelamatkan kita orang-orang berdosa tapi kita wajib menjawab pekerjaan penyelamatan Tuhan.
PERTANYAAN DISKUSI
1. Apakah yang biasanya kita harapkan ketika kita berada dalam penderitaan?
2. Mengapa kita perlu memiliki pengharapan dalam kehidupan kita sekarang ini?
3. Ketika kita menerima kasih karunia Allah, apakah yang harus kita perbuat sebagai jawabannya?