Tema Mingguan: Menghargai pilihan Tuhan
Tema Bulanan: Spiritualitas dalam berdemokrasi
Bahan Alkitab:
- 1 Samuel 24:1-8a
- Ibrani 13:17-25
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Salah satu wujud dan aplikasi dari demokrasi adalah menentukan pemimpin melalui pemilihan. Dalam Petunjuk Pelaksanaan Pemilihan di semua aras dikatakan bahwa Pemilihan adalah upaya GMIM memenuhi kehendak dan pemerintahan Yesus Kristus, dengan memilih orang-orang yang dipercaya dapat menunaikan tugas-tugas tertentu dalam pelayanan.
Dan pada bagian lain dikatakan, setiap orang yang terpilih percaya bahwa ia dipanggil oleh Yesus Kristus sebagai pelayan-Nya dalam tugas gerejawi, dengan demikian memberi diri sepenuhnya untuk melengkapi semua anggota jemaat untuk pembangunan Tubuh Kristus.
Berdasarkan motivasi dan pemahaman di atas inilah kita seluruh Jemaat GMIM telah melaksanakan pemilihan Penatua dan Syamas di kolom-kolom dan Pemilihan semua Komisi BIPRA. Dengan tidak mengurangi arti dan makna teologis dari kutipan Petunjuk Pelaksanaan di atas, sesungguhnya realitas yang biasanya mengikuti setiap pemiihan, di sana sini terdapat hal-hal yang kurang menyenangkan, seperti ada yang menganggap yang terpilih itu tidak tepat, atau kurang menghargai orang-orang yang sudah terpilih.
Akan tetapi kalau semua proses yang ditempuh telah mengikuti semua ketentuan, maka hal yang terbaik dan paling tepat kita lakukan sebagai warga gereja adalah mengaminkan semua hasil pemilihan itu. Menerima dan menghargai siapa saja yang sudah terpilih, karena sesungguhnya Tuhanlah yang telah memilih mereka.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Saul sebagai Raja Israel yang pertama diberhentikan oleh Tuhan karena ia tidak dengar-dengaran kepada Firman Tuhan (1Sam.15). Kemudian Allah mengutus Samuel untuk mencari pengganti Saul dari antara anak-anak Isai dengan suatu proses ilahi yang sangat mengagumkan. Dan sesuai dengan petunjuk Tuhan dijatuhkanlah pilihan kepada Daud. Regenerasi kerajaan Israel dari Saul kepada Daud tidak berjalan dengan mulus.
Akibatnya Daud dilantik dua kali (1Sam.16 dan 2Sam.2). Saul sebagai raja yang harus diganti belum bersedia turun tahta. Daud sebagai penggantinya malah dianggapnya sebagai musuh (1Sam.18). Saul berusaha pergi ke banyak tempat untuk memburu Daud. Tentu saja Saul sebagai raja, memiliki banyak informan. Ketika didengarnya Daud berada di Padang Gurun En Gedi, ia mengerahkan begitu banyak tentaranya untuk menangkap dan membunuh Daud. Daud sedang bersembunyi di salah satu gua, yang kemudian dimasuki oleh Saul untuk membuang hajat. Itu merupakan kesempatan emas bagi Daud untuk membunuh Saul kalau ia mau. Ia hanya memotong jubah Saul saja sebagai bukti bahwa ia sebenarnya memiliki kesempatan untuk melakukan apa saja kepada Saul.
Daud bukan hanya memiliki alasan moral dan sosial untuk tidak melakukan itu, tetapi terutama alasan teologis. Ia menghargai dan menghormati Saul karena Saul diurapi oleh Tuhan Allah. Saul diurapi untuk menjadi raja dan pemimpin bangsa Israel. Saul adalah orang pilihan Tuhan.
Dalam Ibrani 13, perintah untuk menghormati pemimpin jemaat disampaikan oleh penulis sebagai nasihat rasuli bagaimana seharusnya warga gereja itu dapat hidup sebagai suatu persekutuan yang benar. Bahwa pemimpin jemaat dihormati dan dihargai karena mereka memiliki tanggung jawab untuk memelihara kehidupan rohani warga jemaat. Nasihat ini disampaikan kepada jemaat dengan otoritas kerasulan sebagai seorang pelayan sekaligus sebagai seorang pemimpin jemaat. Oleh sebab itu nasihat ini sesungguhnya sangat mengikat dan secara tersirat maupun tersurat ada tuntutan untuk harus dilakukan oleh warga jemaat. Bahwa dengan melakukan nasihat ini bukan hanya akan terjadi pertumbuhan dalam jemaat tetapi akan meningkatkan mutu pelayanan dari para pemimpin itu.
Makna dan Implikasi Firman
GMIM sebagai Gereja Tuhan yang ada di dunia ini baru saja usai melaksanakan satu tugas yang besar dan mulia. Bukan karena GMIM itu besar dan mulia tetapi karena GMIM memiliki Tuhan yang besar dan Mulia. Jadi setiap tugas yang dilaksanakan oleh GMIM, adalah tugas yang diberikanitu Tuhan yang besar dan mulia. Dengan memilih Penatua Syamas dan Komisi Pelayanan Kategorial di Jemaat kita telah melaksanakan salah satu pesan Firman buat kita sebagai Gereja.
Itu berarti kita telah berupaya untuk memenuhi kehendak dan pemerintahan yakni dengan memilih orang-orang yang dapat dipercaya menunaikan tugas-tugas pelayanan gereja kita untuk 4 tahun ke depan. Pada lain pihak, dengan adanya kesediaan dari mereka yang terpilih, itu menunjukkan mereka percaya bahwa mereka dipanggil oleh Yesus Kristus sebagai pelayan-Nya dalam tugas gerejawi, dengan demikian mereka mau memberi diri sepenuhnya untuk melengkapi semua anggota jemaat untuk pembangunan Tubuh Kristus. Mereka yang telah terpilih selanjutnya akan “diurapi” kemudian menjadi pelayan-pelayan khusus dan akan menjadi pelayan dan penanggungjawab organisatoris di bidang pelayanan kategorial. Dengan demikian mereka juga akan menjadi pemimpin-pemimpin di aras jemaat. Sikap Daud terhadap Saul menjadi contoh yang sangat baik bagi kita bagaimana menghargai seorang pemimpin yang diurapi.
Sikap Daud ini didasarkan pada landasan moral dan landasan teologis bahwa Saul itu adalah raja, pemimpin dan hamba Allah yang diurapi dan bahwa kehidupan yang Saul miliki sama denga kehidupan yang ia miliki sebagai anugerah Tuhan.
Karena pelayan-pelayan yang baru terpilih ini akan melaksanakan tugas pelayanan ke depan. Jika di dalam proses sampai terpilihnya mereka ada ekses-ekses negatif, maka hal itu harus diselesaikan secara bersama sebagai persekutuan jemaat Tuhan. Karena proses selanjutnya yang akan ditempuh adalah mereka akan “diurapi”, sehingga mereka akan menjadi pelayan-pelayan (hamba-hamba) Tuan tetapi juga akan menjadi pemimpin jemaat ke depan.
Mereka akan menjadi penjaga dan pemberi makanan rohani bagi jemaat. Menjadi tugas bersama kita semua untuk menopang, menghormati dan mendoakan mereka, agar mereka selalu diberi kekuatan dan kemampuan rohani, sehingga mutu pelayanan mereka semakin hari semakin berkualitas; agar melalui pelayanan dan pemberian diri mereka, benar-benar hanya Nama Tuhan yang dipuji, dibesarkan dan diagungkan. Dengan demikian pelayanan dan kehadiran GMIM selaku Gereja Tuhan di tengah-tengah dunia ini, terutama di tengah-tengah kehidupan berbangsa dan bernegara sekarang ini, juga akan semakin berkualitas.
PERTANYAAN DISKUSI
- Apa perbedaan dan persamaan pemimpin dalam kedua perikop ini?
- Apa sebenarnya substansi/hakekat dari seorang pemimpin umat dan mengapa mereka harus dihargai dan dihormati?
- Berikanlah pandangan teologis dan organisatoris perbedaan dan persamaan antara pelayan gereja sebagai “hamba” dan sebagai “pemimpin”!
NAS PEMBIMBING: Ibrani 13:7
POKOK-POKOK DOA
- Bersyukur atas terlaksananya semua pemilihan di Jemaat-jemaat.
- Agar panitia Pemilihan dan BPMJ dapat melaksanakan proses selanjutnya dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu.
- Yang terpilih diberi kekuatan dan penyerahan diri untuk mengikuti semua proses sampai dapat melaksanakan tugas mulai tanggal 1 Januari 2014
- Kiranya semua anggota jemaat mengapresiasi semua proses yang telah dilakukan dan memberi penghargaan serta menopang semua calon yang telah terpilih.
- Kiranya gereja akan semakin utuh dengan usainya pemilihan Penatua, Syamas dan Komisi Pelayanan Kategorial di aras jemaat.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU BENTUK III
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Nyanyian Masuk: KJ No.412:1-3
Sesudah Nas Pembimbing: KJ No.237:1
Pengakuan Dosa: KJ No.27:2,3
Berita Anugerah Allah: KJ No.5:1,4
Sesudah Doa untuk Pembacaan Alkitab: PKJ No.15
Sesudah Pembacaan Alkitab: “Firman-Mu Pelita”
Sesudah Pengakuan Iman: KJ No.224
Persembahan: KJ No.302:1-3
Nyanyian Penutup: NKB No.129:1-3
ATRIBUT YANG DIGUNAKAN:
Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang.