Tema Mingguan: Tidak menolak panggilan pelayanan
Tema Bulanan: Spiritualitas dalam berdemokrasi
Bahan Alkitab:
- Yunus 1:1-17
- Lukas 9:57-62
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Tahap-tahap pelaksanaan katekisasi bakal calon pelayan khusus sementara dilaksanakan. Peserta katekisasi pada tahap ini adalah semua sidi jemaat yang berhak memilih dalam pemilihan pelayan khusus beberapa waktu mendatang. Pada tahap ini kita menyiapkan semua anggota sidi jemaat untuk memilih berdasarkan kehendak Tuhan dalam formulasi yang diuraikan dalam Alkitab, tetapi juga Tata Gereja dan petunjuk pelaksanaan pemilihan.
Katekisasi bakal calon ini menyiapkan anggota sidi jemaat yang mempunyai hak suara untuk memilih berdasarkan ketentuan yang berlaku dan menyiapkan sidi jemaat yang dapat dipilih untuk bersedia memenuhi panggilan Tuhan berdasarkan prosedur pemilihan yang berlaku di GMIM. Dalam kaitan dengan mereka yang dapat dipilih dan memiliki kemungkinan untuk itu kita sering mendengar ungkapan belum siap, belum layak atau pantas, dan sebagainya di samping respons yang bersedia memenuhi panggilan itu dengan sukacita.
Jauh sebelum Yesus di zaman nabi-nabi, kita mengenal kisah Yunus yang harus melewati proses pembelajaran sehingga akhirnya merespons panggilan Allah (Yunus 1:1-17). Ketika Yesus memanggil murid-muridnya, ada yang memenuhi ajakannya dan memutuskan untuk mengikutinya, ada juga yang tidak memahami. Pada kenyataannya ada yang berdalih, menolak secara halus ataupun menunda memberi respon (Lukas 9:57-62).
Dalam kaitan inilah maka tema mingguan ini akan menyorot penolakan/ketidaktaatan dalam panggilan pelayanan dengan harapan ketidaktaatan/penolakan ini dapat berubah menjadi respons sukacita akan panggilan pelayanan, karena Tuhan akan memperlengkapi setiap orang yang memberi diri dalam panggilan pelayananNya.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Yunus 1:1-17 menguraikan bagaimana Yunus tidak merespons penugasan dengan segera. Yunus menolak. Dia berpikir dapat berangkat ke Tarsis untuk lari dari Tuhan, tetapi yang terjadi ialah bahwa selama 3 hari ia ada dalam perut ikan, tempat yang sama sekali tidak pernah dibayangkannya. Pelajaran dari Yunus ini memperlihatkan bagaimana panggilan Tuhan mutlak diberlakukan. Tuhan Allah menghendaki Yunus menyerukan firman Tuhan di Niniwe agar mereka bertobat.
Makna pengutusan ini memperlihatkan bahwa Allah berdaulat atas segala makhluk. Tidak hanya bangsa Israel yang harus taat kepadaNya tetapi semua bangsa harus bertanggung-jawab kepadaNya, tidak peduli mereka mengenal dan percaya atau tidak. Yang berlaku adalah kehendakNya, bukan persepsi Yunus, karena bagi Yunus, dan sebagian umat Allah yang tinggal di Israel pada abad kelima dan keempat sebelum Masehi, bangsa-bangsa lain adalah sasaran murka Allah (ayat 1-2). Di sini digambarkan bagaimana Yunus tidak taat. Ia berusaha melarikan diri dari Allah yang telah menciptakan segalanya. Dia protes kepada Allah yang bermurah hati mengasihi orang berdosa. Ia lebih kuatir tetang sebatang tanaman daripada orang lain yang belum bertobat (band.1:3,10; 4:1-3,9) Peristiwa di atas kapal (ayat 4-16) atau kejadian di tengah laut memperlihatkan bahwa Allah berdaulat di dalam dunia yang diciptakannya, cuaca bahkan tanaman-tanaman.
Dalam percakapan di atas kapal terlihat bagaimana orang di luar Israel, para pelauat menggungguli Yunus menangkap pesan Allah. “Kearifan” mereka melihat akar permasalahan kejadian angin yang mengamuk ini sungguh mencengangkan bila mengingat mereka adalah orang-orang yang menurut Yunus tidak mengenal Allah (ayat 13,14,16 band. psl.3:5-9). Dalam ayat 17 dikatkaan bahwa dia ditelan oleh seekor ikan raksasa. Kita menduka itu ikan paus. Secara manusia memang sulit menerima bahwa ada orang yang dengan sekian waktu berada dalam perut ikan dan keluar dalam keadaan selamat. Namun dalam keyakinan bahwa Allah adalah Tuhan atas segala ciptaan, maka tidak ada alasan mengapa ia tidak dapat mengatur kejadian seperti itu.
Dalam Matius 12:39-41; 16:4 Yesus membandingkan kebangkitanNya dengan peristiwa itu. Seperti halnya Yunus dipilih sebagai seorang hamba Allah melalui suatu mujizat penyelamatan (3 hari dalam perut ikan dan selamat), demikian pula penyataan dan ajaran Yesus ditegaskan melalui kebangkitanNya dari antara orang mati (Roma 1:3,4). Setelah 3 hari ikan itu memuntahkan Yunus kembali ke darat, berarti ada kesempatan kedua bagi Yunus untuk pergi ke kota Niniwe dan menyerukan pertobatan di sana. Pelajaran dari bagian Alkitab ini antara lain bahwa ketika Yunus menyatakan ketidak-taatannya memenuhi panggilan Allah, maka Allah melakukan sesuatu untuk mengubahnya menjadi pribadi yang taat walaupun untuk itu ia harus berada 3 hari dalam perut ikan, melewati situasi-situasi yang menakutkan. Di sanalah Yunus kembali merenungkan panggilan Allah dan menemukan kembali identitasnya sebagai seorang nabi.
Makna dan Implikasi Firman
Allah mengasihi semua ciptaanNya. Allah adalah murah hati dan penuh belas kasihan, tidak terbatas pada orang benar dan umat pilihannya. Kita mengaku Allah yang pemurah dan penuh belas kasih tapi cenderung tak peduli, tidak berperasaan terhadap orang lain. Keegoisan umat menganggap bahwa Allah tidak mungkin berbelas kasihan kepada orang lain membuat kita cenderung picik dan berpandangan sempit tentang keselamatan.
Seperti Yunus kita juga sering tidak taat ketika tugas dan panggilan dinyatakan kepada kita. Terkadang kita mempermainkan dan menganggap sepele panggilanNya.
Allah memproses kita lewat berbagai peristiwa yang kadangkala menakutkan agar kita dapat belajar percaya dan taat kepadaNya, seperti kesukaran, penderitaan, pergumulan berat dan lain-lain. Menyongsong pelaksanaan pemilihan pelayan khusus terhadap indikasi penolakan dengan berbagai alasan di sampaikan, misalnya masih muda, belum memiliki pekerjaan yang tetap, sibuk, suami/istri/anak-anak tidak menopang, dll.
Berbagai alasan itu sebenarnya secara tidak langsung mengecilkan peranan Tuhan Allah yang memperlengkapi siapapun yang dipanggilNya. Allah sumber pertolongan itulah yang kita harapkan bukan prediksi berdasarkan kemampuan berpikir kita, kuasa Allah bekerja melalui kelemahan kita. Panggilan Tuhan adalah melaksanakan kehendakNya bukan kehendak orang yang dipilih.
Jika Allah memanggil kita untuk tugas tertentu, sebagai pelayan khusus atau apapun itu, segeralah menerima dan melaksanakannya, jangan mengulur waktu menjawab panggilanNya.
PERTANYAAN DISKUSI
- Pembelajaran apakah yang didapatkan Yunus menurut pembacaan Alkitab ini?
- Ketidaktaatan bagaimana yang sering kita temui dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan jemaat?
- Bagaimana menyikapi proses pemilihan dihubungkan dengan sikap Yunus terhadap panggilan Tuhan?
NAS PEMBIMBING: Lukas 9:57b
POKOK-POKOK DOA
- Konsistensi untuk menjalankan panggilan pelayanan.
- Kesediaan mendampingkan perbedaan dalam masyarakat dengan tetap menghargai karakteristik azasi dari masing-masing unsur.
- Kepedulian bagi mereka yang dalam penderitaan dan pergumulan.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN:
HARI MINGGU BENTUK IV
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Persiapan/Pembukaan: NNBT No.1
Pengakuan Dosa: NKB No.10
Berita Anugerah Allah: NNBT No.56
Sesudah Pemb. Alkitab: KJ No.56
Persembahan: KJ No.341
Penutup: KJ No.424
ATRIBUT YANG DIGUNAKAN:
Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang.