TEMA BULANAN : “Gereja di Era Digital”
TEMA MINGGUAN : “Menghilangkan Praduga Dengan Komunikasi Positif”
BACAAN ALKITAB: Kejadian 50:15-21
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Manusia adalah mahkluk sosial yang saling membutuhkan serta hidup dalam suatu komunitas yang saling berinteraksi dan ber-komunikasi. Dimulai dari komunitas kecil seperti keluarga kemudian tetangga, jemaat, masyarakat dan seterusnya. Komunikasi meru-pakan hal yang sangat esensial dalam hidup manusia, menjadi sebuah kebutuhan, memiliki pengaruh yang dominan termasuk mempengaruhi tatanan kehidupan. Komunikasi yang baik akan memberi pengaruh yang positif, menghasilkan relasi yang baik, sebaliknya komunikasi yang tidak baik akan berdampak dalam kehidupan manusia. Jadi komunikasi dan relasi saling terkait erat. Jika relasi kurang harmoni dapat menciptakan komunikasi yang buruk demikian sebaliknya.
Berbagai persoalan seperti tindakan kejahatan: pembunuhan, penganiayaan, tawuran, KDRT (kekerasan dalam rumah tangga/ anak, prilaku menyimpang disebabkan karena kegagalan mem-bangun komunikasi yang benar. Ada banyak hal yang dapat mempengaruhi relasi dan komunikasi kita, diantaranya adalah status sosial, hubungan kerja, karakter, suasana hati misalnya dendam, iri, benci, kekuatiran. Berbagai kasus terjadi bermula dari prasangka seseorang terhadap sesamanya. Prasangka buruk “negatif thingking” yang tidak diselesaikan dengan positif pada akhirnya berujung bencana. Menyikapi kenyataan tersebut di-butuhkan komunikasi yang baik, langsung atau mengunakan orang lain sebagai media komunikasi yang dapat memediasi agar tercipta harmonisasi hidup. Sikap rendah hati, mengasihi dan mengampuni juga dibutuhkan dalam berkomunikasi agar persaudaraan dan kekeluargaan yang rukun dan damai teralami. Sebagai orang percaya kita bertanggungjawab untuk membangun relasi dan komunikasi yang baik yang berkenan kepada Tuhan dengan menghalau praduga negatif satu terhadap yang lain, sebagaimana tema kita: “Menghilangkan Praduga dengan Komunikasi Positif”
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Kitab Kejadian (Ibrani: Beresit) merupakan kitab pertama dari lima kitab Musa yang ditulis ketika Musa memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir hingga waktu kematiannya. Pasal 39-50 menceritakan sejarah umat di Mesir melalui sejarah umat manusia Allah menyatakan karya-Nya yang menghidupkan dan menye-lamatkan. Kisah tentang kehidupan Yusuf sangat dramatis. Yusuf dalam bahasa Ibrani artinya, “Allah telah menghapuskan aibku”. Sengsara membawa nikmat, demikian dapat disimpulkan dari kisah per-jalanan hidupnya. Ia menjalani hidup yang penuh liku. Ayahnya Yakub, ibunya Rahel. Saudaranya laki-laki ada 12 orang yang kemudian dikenal dengan 12 suku Israel, ditambah seorang saudara perempuan bernama Dina. Yusuf tidak disukai saudara-saudaranya karena ia diperlakukan istimewa oleh Yakub tapi mereka iri hati dan benci kepadanya dan melakukan kejahatan padanya tapi akhirnya ia menjadi penguasa di Mesir. Semuanya terjadi karena Tuhan menyertai dan melimpahkan kasih setia-Nya kepadanya (Kejadian 39:21)
Suatu ketika kelaparan melanda seluruh bumi (Kejadian 41:56) Yakub mendengar ada makanan di Mesir dan menyuruh anak-anaknya untuk membeli makanan di Mesir. Di sinilah perjumpaan antara Yusuf dan saudara-saudaranya setelah bertahun-tahun tidak bertemu. Yakub dan kakak-adik Yusuf akhirnya tinggal di Mesir. Bacaan Kejadian 50:15-21, mengisahkan keadaan setelah Yakub meninggal. Sepertinya saudara-saudara Yusuf berpikir bahwa Yusuf berbaik hati kepada mereka, hanya karena Yakub ayah mereka masih hidup. Ketika Yakub meninggal mereka berprasangka negatif terhadap Yusuf, menduga jangan-jangan Yusuf akan membalaskan dendam atas kejahatan mereka di masa lampau, “boleh jadi Yusuf akan mendendam kita dan membalaskan sepenuhnya kepada kita segala kejahatan yang telah kita lakukan kepadanya”. (ayat 15b) Kata “boleh jadi” (Ibrani: luw): sekiranya, seandainya) menunjukan pemikiran yang sangat subyektif berpraduga yang mengira Yusuf mendendam, sebab mereka berpikir sebagai penguasa Yusuf punya peluang untuk melakukan balas dendam. Untuk mengatasi keadaan ini saudara-saudara Yusuf melakukan tindakan positif dengan berupaya mengkomunikasikannya dengan Yusuf. Mereka menyu-ruh (ada yang memediasi) menyampaikan pesan dari ayah mereka agar Yusuf memberi pengampunan atas kesalahan mereka (ayat 17) Kesadaran akan kesalahan mereka dimasa lalu adalah keta-kutan saudara-saudara Yusuf yang menduga akan dibalaskan dendam oleh Yusuf, diatasi dengan cara membangun komunikasi yang baik, mereka menggunakan perantara untuk mengkomu-nikasikan niat baik mereka. Ini menunjukan sikap yang bijaksana dari saudara-saudara Yusuf yang berupaya membangun jembatan penghubung, tidak dijelaskan siapa yang dipercayakan membawa pesan ayah mereka tapi tentunya orang itu adalah sosok yang dapat dipercaya dan dapat diterima oleh Yusuf. Hal ini penting sebab jika salah memilih orang yang akan menyampaikan pesan bisa berakibat buruk, karena amanat orang tua merupakan hal penting yang tidak boleh diabaikan. Mereka bukannya meren-canakan hal yang jahat seperti masa lalu dalam mengatasi kondisi itu atau berdiam diri saja dalam kegalauan/ketakuatan lalu mem-biarkan prasangka yang belum tentu kebenarannya menguasai mereka. Sebuah langkah positif, yakni sikap yang komunikatif menjadi pilihan mereka.
Ketika dikomunikasikan kepada Yusuf, ia menangis. Ini menunjukan perasan kasihnya. Yusuf tidak seperti dugaan saudara-saudaranya yang berpikir ia akan membalaskan dendam. Yusuf sosok yang tidak menyimpan akar pahit. Kejahatan saudara-saudaranya di masa lalu bukan menjadi alasannya untuk berlaku jahat, ia tidak memanfaatkan kesempatan sebagai mangkubumi/ penguasa untuk membalas kejahatan dengan kejahatan tapi malahan berbuat kebaikan dengan menanggung hidup saudara-saudaranya, memberi mereka makanan, menghibur dan me-nenangkan hati mereka (ayat 17b-21), dua kali Yusuf katakan “jangan takut” (ayat 19,21) hal ini dikatakannya karena ungkapan dan sikap saudara-saudaranya yang memohon pengampunan. Ia menyadari posisinya sebagai manusia bukan “pengganti Tuhan” (ayat 19) manusia harusnya takut pada Tuhan bukan pada manusia sekalipun dia seorang pejabat/penguasa. Yusuf menyadari akan rancangan Tuhan yang besar baginya dan bangsanya, rancangan Tuhan yang mendatangkan kebaikan (ayat 20). Rencana jahat tidak dapat mengalahkan rencana Tuhan. Saudara-saudara Yusuf mereka-reka yang jahat tapi Tuhan mereka-rekakan untuk me-melihara hidup bangsanya
Makna dan Implikasi Firman
Berinteraksi dengan orang lain adalah bagian dari kehidupan dan komunikasi merupakan sarana penting dalam menciptakan hubungan yang baik. Kisah dari bacaan ini mengingatkan kita tentang perlunya membangun relasi dan komunikasi yang baik. Sikap positif saudara-saudara Yusuf yang berupaya mencari cara untuk mengatasi prasangka mereka terhadap Yusuf merupakan hal yang perlu diteladani. Mereka sempat menduga-duga bahwa Yusuf akan membalas dendam, namun praduga/penilaian yang keliru itu tidaklah menguasai mereka. Kitapun diingatkan untuk tidak menjadi orang percaya yang negatif “thingking”, penuh kecurigaan dan praduga negatif terhadap sesama, lalu membiarkan diri dikuasai oleh perasaan tersebut sehingga merusakan hubungan yang baik. Saudara-saudara Yusuf menyuruh orang menyampaikan pesan mereka. Demikian jugalah kita, dalam menghadapi problematika hidup, mengatasi konflik, menyampaikan pesan atau harapan bisa menggunakan orang lain yang dapat dipercaya menjadi mediator. Mediasi merupakan salah satu sarana membangun komunikasi. Jabatan, kekuasaan, kekayaan yang dimiliki tidak boleh dijadikan kesempatan untuk merusak relasi yang baik dengan sesama yang mungkin pernah berlaku buruk kepada kita, bukanlah kesempatan membalaskan kejahatan dengan kejahatan, melainkan membalas kejahatan dengan kebaikan. Karena itu betapa pentingnya keren-dahan hati, belas kasihan, rasa persaudaraan, serta pengampunan sangatlah diperlukan untuk menghasilkan komunikasi yang berkualitas.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
- Keteladanan apakah yang dapat kita peroleh dari sikap Yusuf dan saudara-saudaranya menurut teks ini?
- Sebutkan hal-hal yang dapat merusak komunikasi yang baik dan bagaimana menyikapinya?
NAS PEMBIMBING: Efesus 4:29
POKOK-POKOK DOA:
- Terbinanya komunikasi yang baik yang saling membangun dan saling menghidupkan
- Menjauhkan sikap berprasangka buruk, negatif thingking, suka membalas kejahatan dengan kejahatan tapi selalu bersikap rendah hati, mengasihi dan mengampuni
- Persaudaraan dan kekeluargaan yang rukun dan damai dalam keluarga, jemaat dan bangsa
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN:
HARI MINGGU BENTUK I.
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Panggilan beribadah: NNBT No 4 Naikkan Doa Pada Allah
Ses Nas Pembimbing: NKB No. 14 Jadilah Tuhan Kehendak-Mu
Pengakuan Dosa: KJ No. 467 Tuhanku Bila Hati Kawanku
Pemberitaan Anugerah Allah: NKB No.19 Dalam Lautan Yang Kelam
Pengakuan Iman: KJ No. 242 Muliakan Allah Bapa
Hukum Tuhan: NNBT No 28 Ya Tuhan Tolong Aku
Ses Doa Pemb. Alkitab dan Pemb Firman Tuhan: NNBT No. 46 O, Alangkah Indah Hidupku
Persembahan: NKB No. 126 Tuhan Memanggilmu
Nyanyian Penutup: NKB No.189 Pegang Tanganku
ATRIBUT:
Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang.