Dusta dan Harta
Matius 28:15
“Oh kakak tidak belajar?” teriak siadik melihat kakaknya menyalakan televisi di kamar. Kakak kaget dan spontan menarik lengan adik serta membungkam mulutnya. “Jangan bilang sama papa dan mama, ya!” pintanya sambil menyodorkan selembar uang lima puluh ribu rupiah. “Beres” sahut siadik sambil mencium uang dalam genggamannya. Sama halnya dalam bagian Alkitab yang kit abaca ini. Ketika kebenaran ucapan Yesus akan kebangkitan-Nya terbukti, para imam merekayasa kebe-naran tersebut dengan dusta. Mereka memberikan uang suap kepada para penjaga kubur supaya memberikan kesaksian palsu. Sangat di sayangkan, kebenaran Yesus tidak mereka sambut dengan pertobatan. Mereka justru semakin menunjukan keke-rasan hati dengan mempertahankan pemahaman dan kesom-bongan meskipun kebenaran telah terbukti. Begitu pula sikap para penjaga kubur. Dengan mudahnya mereka menjual kebenaran demi uang. Praktek serupa masih banyak terjadi hingga saat ini. Ada sebagian orang rela menghabiskan banyak uang demi men-jalankan misi mencari dukungan masa, popularitas, kedudukan, atau pembenaran diri. Ada pula orang yang memfokuskan hidup pada materi sehingga rela melakukan apa saja termasuk memutar balikkan kebenaran, demi mendapatkan uang. Bukan hal yang mustahil persengkokolan dalam kejahatan berjalan dengan mulus. Tetapi berapa lamakah dusta dapat bertahan? Kebangkitan Yesus adalah bukti nyata kekuasaan-Nya. Baiklah kita sebagai keluarga berprinsip bahwa tidak ada kuasa di bumi dan di sorga yang dapat mengalahkan-Nya. Yang dapat kita perbuat kini adalah menyerahkan diri untuk percaya kepada-Nya. Amin.
Doa: Ya Tuhan mampukan kami mengalahkan godaan “meng–ganti kebenaran dengan uang” dan berdoa untuk pertobatan bagi yang telah berdusta dan mengandalkan uang karena hanya Engkau yang berkuasa selama–lamanya. Amin.