TEMA :“Kebangkitan Yesus Membawa Perubahan”
Bacaan Alkitab : Yohanes 20:24-29
Saudara-saudara,
Perubahan adalah hal yang tak dapat dihindari dalam hidup. Sejak kita bangun di pagi hari hingga kembali tidur, kita ber-hadapan dengan perubahan-perubahan. Bahkan rutinitas pun punya ruang untuk perubahan. Namun, apakah perubahan tersebut membawa kita kearah yang baik atau buruk, itu bergantung pada respon seseorang terhadap adanya perubahan.
Sosial media misalnya, bebagai wujud sebuah perubahan. Orang dapat bersosialisasi, berkomunikasi dan berinteraksi meski berjauhan jarak, berbeda ruang dan waktu. Sebagian orang memanfaatkan perubahan ini untuk keuntungan dalam hal baik, antara lain berdagang secara online, berkomunikasi dengan sahabat dan keluarga yang jauh, dan sebagai ruang untuk mengaktualisasikan diri. Tapi sebagian orang lain menggunakan perubahan ini untuk hal yang negatif. Mereka menyebar fitnah (hoax), menebar kebencian (provokasi), bahkan melakukan penipuan.
Kondisi alam adalah juga sebuah bukti adanya perubahan. Pemanasan global terjadi karena ulah manusia yang kurang me-melihara alam/lingkungan. Banjir dan longsor banyak disebab-kan karena perilaku yang tidak baik. Mulai dari buang sampah sembarangan, penggundulan hutan hingga pembangunan yang tidak memperhatikan lingkungan.
Lain halnya dengan perubahan yang terjadi di kalangan murid Yesus. Situasi berubah karena Sang Guru ditangkap dan disalibkan. Takut, panik, sedih, dan bingung sepertinya bercam-pur aduk. Kisah Injil menyajikan perubahan dan penyangkalan Simon Petrus ketika ada yang mengenalinya sebagai murid Yesus (Yoh 18 : 22 – 27). Banyak murid perempuan Yesus yang menangisi-Nya. Rasa kasih yang membawa mereka mengun-jungi kubur Yesus (Yohanes 20), berubah menjadi semangat yang berkorbar dan dari sinilah cerita Tuhan Yesus sudah bang-kit menyebar. Mereka adalah saksi pertama kebangkitan Yesus.
Tomas tidak percaya pada kisah kebangkitan Tuhan yang tersebar. Kalimat “Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya” menegaskan penolakan Tomas terhadap cerita yang berkembang, meski itu dituturkan oleh beberapa murid yang telah berjumpa Yesus. Karakter ini merupakan ciri manusia kebanyakan. Ingin melihat bukti, baru percaya (lihat. Yoh 20 : 27 – 28).
Kisah ini diceritakan oleh penulis Injil Yohanes, dengan tujuan untuk menyatakan Keilahian Yesus, dan orang yang percaya pada-Nya akan mendapatkan pengalaman-pengalaman iman. Untuk memenuhi tujuan ini, banyak bahan yang diulas dalam kitab injil ini, berisi penyataan-penyataan yang mengungkapkan kemuliaan Yesus sebagai Tuhan, yang disaksikan oleh para murid dari masa ke masa.
Saudara-saudara, sebagai akibat dari kebangkitan Yesus terjadi-lah perubahan hidup para murid. Mereka tadinya menghadapi situasi menakutkan karena penyaliban Yesus, tapi kemudian muncul keadaan membahagiakan karena kebangkitan Yesus. Dalam situasi yang menegangkan, respon awalnya adalah menolak (tidak percaya), tapi setelah melihat Yesus, Tomas berubah menerima (percaya). Begitu juga murid yang lain. Situasi sedih dan takut berubah jadi gembira dan berani karena kebangkitan Yesus yang mereka saksikan. Respon mereka inilah yang men perunjukkan perubahan terjadi.
Namun, yang perlu digaris bawahi adalah perubahan yang terjadi merupakan inisiatif Allah. Allah mau mengubahkan, sebab itu Ia memberi diri-Nya untuk mati dan bangkit demi menebus manusia. Ia mengubahkan dari yang terhukum menjadi selamat. Dari yang hina jadi mulia. Allah mau mengubah, tapi manusia juga harus meresponnya dengan benar, sehingga perubahan baik menjadi nyata.
Saudara-saudara, Paskah adalah bukti Allah mau mengubah. Ia memberi kesempatan pada manusia. Kesempatan inilah yang harus kita manfaatkan dengan respon yang benar. Kematian dan kebangkitan Yesus menjadi sia-sia, ketika kita tak memanfaatkan kesempatan ini untuk hidup dalam iman pada-Nya. Tak ada artinya pengorbanan Yesus, bila keselamatan yang diberi, kita respon dengan perilaku konsumtif, hedonis, egois, materialistis dan apatis. Paskah hanya akan menjadi cerita sejarah belaka bila kita terjebak pada pengrusakan lingkungan karena gaya hidup, miras, judi, seks bebas narkoba dan perilaku menyim-pang lainnya.
Apalah arti selebrasi Paskah dan rangkaian perayaan. Semua hanya simbol ketika kita malas bekerja, tidak jujur, angkuh, serakah, iri hati, dan penuh kebencian. Sikap-sikap yang demi-kian sama artinya membuang kesempatan untuk ada dalam perubahan yang baik. Sebab, dengan sendirinya kita telah berubah menjadi jahat.
Seperti ungkapan bijak ini. Dalam hidup, hanya ada dua pilihan: Bahagia dalam perubahan atau berubah untuk kebahagiaan. Bila saudara menolak keduanya berarti memilih untuk tidak bahagia. Keadaan zaman semakin berat. Kita harus mampu menjawab tantangan perubahan yang disodorkan oleh kenya-taan hidup. Pilihannya, kita bahagia karena menikmati peru-bahan atau kita melakukan perubahan agar dapat menikmati kebahagiaan.
Untuk menentukan pilihan dalam perubahan ini, standar yang kita pakai adalah “selamat”. Sehingga ketika perubahan yang terjadi tidak menyenangkan bagi kita tapi hal itu membawa kita pada hidup taat pada Tuhan, maka kita akan menikmatinya dan berbahagia. Sebaliknya, bila kita terjebak dalam dosa, maka dengan rela hati kita bersedia melakukan perubahan agar dapat hidup dalam keselamatan yang Tuhan anugerahkan.
Saudara-saudara, masa hidup yang Tuhan beri adalah kesem-patan untuk melakukan perubahan dan menjawab tantangan yang hadir karena perubahan. Respon kitalah yang akan me-nentukan, apakah perubahan itu berujung baik atau sebaliknya. Modal utama kita adalah iman. Tuhan Yesus berpesan “Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya. ”Mempercayai Tuhan merupakan kekuatan dalam menghadapi segala macam situasi, bahkan ketika kita tidak melihat apa yang kita yakini. Mempercayai Tuhan berarti bertindak seperti yang Tuhan kehendaki tanpa takut atau ragu, termasuk melakukan perubahan-perubahan positif, bahkan ketika harus melawan arus. Saat banyak orang tidak peduli terhadap lingkungan, mari kita berubah dengan memberi perhatian serius mengatasi ancaman pemanasan global. Mulai dari diri kita yang menjaga kebersihan lingkungan, mengurangi pemakaian plastik, melaku-kan penghijauan, dan membuang sampah pada tempatnya. Mari selamatkan bumi, tempat kita berpijak.
Ketika banyak pemuda terlena dalam pesta pora, mari kita tampil berbeda. Jadilah pemuda yang bekerja keras, berintelek-tual, berkepribadian luhur, bersih dan jujur, bersahaja dan beriman teguh.
Di Hari Ulang Tahun Pemuda GMIM hari ini, mari sambut kesempatan berubah yang Tuhan berikan dengan respon yang tepat. Kita dibaharui untuk menghadirkan pembaharuan. Di Peringatan Hari Bumi, mari songsong bumi yang sehat lewat perubahan-perubahan yang kita torehkkan. Kristus telah bangkit, Ia mengubahkan. Mari bergerak, lakukan perubahan agar kita bahagia. Selamat Paskah! Tuhan memberkati. Amin