Gereja Sebagai Alat Damai Sejahtera
Efesus 2:17-18
Kata Syaloom sering diucapkan sebagai kata salam. Di Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) sudah menjadi suatu ciri khas ketika memberikan salam dengan ucapan Syaloom dan di balas dengan kata syaloom atau damai di hati. Ucapan salam ini menunjukkan bahwa GMIM sebagai gereja, diutus untuk menjadi alat damai sejahtera bagi warga gereja dan juga bagi semua orang.
Bacaan kita hari ini, memberi pemahaman bahwa karya penyelamatan Allah di dalam Yesus Kristus menghadirkan Syaloom (damai sejahtera). Orang percaya di dalam Yesus Kristus menyatakan diri bahwa di mana ada orang percaya di situ ada syaloom (damai sejahtera) sama seperti kata Yesus: “kamu adalah Garam dunia dan Terang dunia” (Matius 5:13-16).
Di daerah Sulawesi Utara kita mengenal falsafah Sitou Timou Tumou Tou (manusia hidup untuk memanusiakan manusia) dan torang samua basudara serta torang samua ciptaan Tuhan. Semua ini hendak menjabarkan suatu kesatuan hidup manusia yang berada dalam damai sejahtera. Dengan demikian sebagai warga gereja (orang Kristen) diajak oleh firman ini untuk menghadirkan damai sejahtera pertama-tama di tengah keluarga, kemudian dalam persekutuan di kolom, di BIPRA, di persekutuan jemaat, bahkan di tempat kita bekerja dan di tengah masyarakat. Amin.
Doa: Tuhan Yesus Kristus, kami sungguh bersyukur karena Engkau telah mempersatukan umat manusia dalam kese-lamatan-Mu dan telah menjadi pembawa damai sejahtera bagi manusia dan dunia. Karena itu, sertailah Gereja-Mu untuk menjadi alat damai sejahtera. Amin.