Lomba Pertanian GMIM mulai bergulir. Waktu pelaksanaannya mulai Juli sampai September 2014. Menurut Sekretaris Departemen Bidang Sumber Daya Alam, Denny Jousi Sambow, SE, Peserta kegiatan terbuka bagi seluruh jemaat GMIM dan pendaftaran sampai 31 Juli 2014. Adapun Jenis lomba, Kebun Expo dan Tanaman di Polibak atau pot.
Menurut Sambow, Lomba Kebun Expo dapat memanfaatkan lokasi kebun di luar teritorial jemaat dengan luas lahan minimal 20m X 30 m (isi 400 m). Kebun ditanami minimal 3 jenis tanaman, antaranya mentimun, melon, caisin , strobery, tomat, cabe, terong. Sedangkan untuk polibak atau pot, dapat diletakkan di halaman gereja atau rumah, minimal 200 pot. Jenis tanaman, holtikultura bulanan yang dapat dipilih, timat, cabe, terong, mentimun, caisin, kangkung darat, strowberi dan kunyit. Juga tanaman bunga hias dan tanaman obat herbal.
Untuk kepentingan penilaian, peserta lomba wajib memasukkan foto-foto kegiatan di lokasi kebun. Termasuk foto saat pemeliharaan tanaman, waktu pemupukan, penyemprotan, pengendalian hama dan penyakit, penyiangan, pertumbuhan tanaman. Dokumentasi foto selanjutnya akan diperbanyak Bidang Sumber Daya.
Lebih lanjut, Sekdep SDA Sinode menjelaskan, memang terjadi peningkatan jumlah peserta 100% disbanding tahun 2013 lalu. Walaupun begitu secara keseluruhan sinodal, baru 5 % jemaat yang berpartisipasi. “Kami akan terus mensosialisasikan kegiatan lomba pertanian, sehingga ke depan jumlahnya akan lebih meningkat”, ujar Sambow. Sebelumnya telah diadakan pertemuan sosialisasi pada sepanjang Bulan Juli, yakni di Jemaat Pinaras, Bukit Hermon Malalayang dan Damai Bukit Moria Singkil. Pertemuan ini juga menjadi tempat sharing mengenai berbagai informasi sekitar dunia pertanian.
Sambow menambahkan, di masa datang, kualitas lomba akan ditingkatkan dengan mengadakan lomba kebun produksi. Dengan luas lahan 1 ha, tiap jemaat akan melombakan kebun yang diolahnya. Jadi kebun cabe akan bertanding dengan kebun cabe, tomat dengan tomat, jagung dengan jagung dan lainnya. Pemenang akan ditentukan dari hasil produksi perhektar. Yang akan ditampilkan tentunya tanaman-tanaman terbaik masing-masing jemaat.
Tapi, menurut Sambow, menjadi tugas kita juga untuk memikirkan sampai tahap pemasaran. Barangkali dengan pembuatan pabrik pakan atau dengan membangun jejaring dengan pemilik peternakan atau para petani ternak. Sehingga yang dibangun adalah sinergitas usaha dan berkelanjutan. Jangan kita meminta jemaat menanam tanaman tertentu namun tidak bernilai komoditas untuk diperdagangkan. Pengalaman di waktu lalu menunjukkan, kita menghimbau menanam tanpa merancang aspek “pasar”. Dengan jejaring usaha pertanian, nilai jual tidak dipengaruhi oleh pedagang pengumpul.
Lomba pertanian ini juga menjadi ajang stimulan bagi pengembangan kelompok tani di tingkat jemaat. Bukti sudah ada, kata Sambow. Ada kesaksian dari kelompok tani jemaat Pniel Pinangunian Wilayah Bitung Dua yang menjadi peserta lomba ini. Pada tahun yang lalu mereka baru pertama kali mengikuti lomba dan karena kesungguhannya berhasil menggondol juara pertama tingkat sinode. Prestasi mereka didengar oleh pihak pemerintah dan lewat Badan Ketahan Pangan Provinsi Sulut langsung menghubungi untuk diberi bantuan sebesar 300 juta rupiah. Hal ini tidak diduga sebelumnya. Jadi bila makin banyak kelompok yang serius mengembangkan pertanian, dengan taksiran bantuan sebesar 20 juta saja per kelompok, minimal tiap tahun jemaat-jemaat GMIM akan menerima bantuan dan mengelolanya.
Jadi, Bidang Sumber Daya Sinode melalui Departemen Sumber Daya Alam akan memediasi sekaligus mendampingi kelompok-kelompok yang perlu mendapat pembinaan dari segi teknis maupun pelebaran usaha. Inilah tugas bidang pemberdayaan, jelas Sambow. Pengalaman dulu, banyak kelompok tani yang sulit berkembang karena tidak mendapat pendampingan memadai dari gereja.
Sambow bersyukur, tahun ini selain peningkatan jumlah jemaat yang berpartisipasi, juga keaktifan para ketua BPMJ, laki-laki maupun perempuan. Para pendeta perempuan makin meningkat partisipasinya. Jadi, tidak benar jika dikatakan hanya laki-laki yang tertarik dengan pertanian dan perkebunan. Harapannya, GMIM akan terus berkembang dengan kelompok-kelompok tani profesional, sehingga ketika ada program bantuan pemerintah, tak perlu jauh-jauh, GMIM akan selalu menjadi pilihan utama di daerah ini. Untuk kali ini, jemaat-jemaat di Kabupaten Minahasa Selatan dan Kabupaten Minahasa yang paling banyak menjadi peserta.
Mengenai peran tim kerja pertanian, Sambow menyatakan salut atas hasil kerja mereka. Tim kerja kami sangat responsif dan member diri dalam pelaksanaan program ini. Mereka selalu mengadakan rapat kerja dan evaluasi untuk memonitoring jalannya lomba sampai tahap penilaian. Hal ini, tak lepas dari pembinaan dan motivasi dari Wakil Ketua Bidang PSD Sinode GMIM, Pdt. Petra Rembang MTh yang selalu mendorong keaktifan tim kerja dan departemen SDA. (***)
Penulis: Pdt. Heski L. Manus
Editor: Pdt. Janny Ch. Rende
Peserta Lomba Pertanian Sinode GMIM
I. POLIBAK
NO. |
NAMA JEMAAT |
WILAYAH |
KABUPATEN/KOTA |
1. | Eben Haezer Koha | Mandolang | Minahasa * |
2. | Imanuel Tandengan | Tandengan | Minahasa |
3. | Petra sawangan | Kembes | Minahasa/2 |
4. | Bethesda Lemoh | TanawangkoSatu | Minahasa |
5. | Syalom Sarani Matani | Tanawangko Satu | Minahasa * |
6. | Getsemani Senduk | Tanawangko Dua | Minahasa |
7. | Sion Noongan | Langowan Kelelondey | Minahasa |
8. | Daniel Karumenga | Langowan Dua | Minahasa * |
9. | Kalvari Kasuratan | Remboken | Minahasa |
10. | Eben Haezer Kombi | Kombi | Minahasa |
11. | Sion Rumbia | Pinaesaan | Minahasa |
12. | Siloam Tonse lama | Tondano Empat | Minahasa * |
13. | Baithani Mokobang | Modoinding | Minsel |
14. | Sion Pinasungkulan | Modoinding | Minsel |
15. | Maranatha Tambelang | Tompasobaru Dua | Minsel |
16. | Imanuel Kinamang | Tompaso Baru Dua | Minsel |
17. | Penabur Liningaan | Tompaso Baru Dua | Minsel |
18. | Koinonia Ranomea | Amurang Satu | Minsel |
19. | Talitakum Pondang | Amurang Satu | Minsel |
20. | Maranatha Makasili | Kumelembuai | Minsel |
21. | Bahtera Ongkaw | Sinonsayang | Minsel |
22. | Imanuel Pinapalangkow | Tareran Dua | Minsel |
23. | Getsemani Lalumpe | Motoling | Minsel |
24. | Bukit Moria Tondey | Motoling | Minsel |
25. | Damai Bukit MoriaSingkil | Manado Wawonasa kombos | Manado |
26. | Pniel Tuna | Manado Wawonasa Kombos | Manado |
27. | Dalo su ruata | Manado Wawonasa Kombos | Manado |
28. | Imanuel Nain satu | Bunaken | Manado |
29. | Kanaan Ranotana Weru | Manado Selatan | Manado |
30. | MaranathaKakaskasen | Kakaskasen | Tomohon * |
31. | Maranatha Paslaten | Tomohon Satu | Tomohon |
32. | Efrata Kamasi | Tomohon Tiga | Tomohon * |
33. | Piniel Pinagunian | Bitung III | Bitung |
34. | Anugerah Asabri | Bitung III | Bitung |
35. | Exsodus Maturia | Bitung XI | Bitung |
36. | Syalom Sukur | Airmadidi Dua | Minut |
37. | Yerusalem Kalawat | Kalawat Dua | Minut |
38. | Kalvari Lowata | Tombatu Selatan | Mitra |
II. KEBUN EXPO
NO. |
NAMA JEMAAT |
WILAYAH |
KABUPATEN/KOTA |
1. | Syalom Sarani Matani | Tanawangko Satu | Minahasa * |
2. | Nafiri Tempang | Langowan Dua | Minahasa |
3. | Daniel Karumenga | Langowan Dua | Minahasa */3 |
4. | Sion Noongan | Langowan Kelelondey | Minahasa |
5. | Sentrum Tondano | Tondano | Minahasa |
6. | Moria Sasaran | Tondano Satu | Minahasa |
7. | Siloam Tonsealama | Tondano Empat | Minahasa */2 |
8. | Sentrum Kakas | Kakas Satu | Minahasa |
9. | Eben Haezer Koha | Mandolang | Minahasa * |
10. | Eben Haezer Kapataran | Lembean Korakora | Minahasa |
11. | Kanaan Karowa | Tompasobaru Satu | Minsel |
12. | Efrata Sion | Tompasobaru Dua | Minsel |
13. | Batlehem Lansot | Tareran Satu | Minsel |
14. | Maranatha Makasili | Kumelembuai | Minsel |
15. | Sion Tumaluntung | Minawerot | Minut |
16. | Imanuel Kaima | Minawerot | Minut |
17. | Getsemani Gangga | Gabata | Minut |
18. | Maranathakakaskasen | Kakaskasen | Tomohon * |
19. | Efrata Kamasi | Tomohon Dua | Tomohon * |
20. | Nazareth Wongkai | Pinaesaaan | Mitra |
21. | Tetengesan Mokalu | Belang | Mitra |
{oziogallery 259}