TEMA BULANAN: “Terang Yesus Kristus Bagi Bangsa”
TEMA MINGGUAN: “Berjalan Dalam Terang Tuhan”
Bahan Alkitab : Yesaya 9:1-5; Roma 13:12-14
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Terang merupakan sebuah kenyataan yang terpisah dari gelap. Gelap tidak bisa menguasai terang tetapi sebaliknya terang dapat menguasai gelap. Artinya terang menunjuk pada sebuah pola hidup yang jujur, benar dan adil. Ada kalimat yang mengatakan “semua harus terang benderang” artinya jelas, tidak ada yang disembunyikan atau apa adanya.
Kata terang memiliki makna yang sangat kaya, baik dalam Kitab Suci maupun dalam pengertian umum. Secara umum, terang berarti cahaya, nurani, yakni sumbu ilahi yang berkedip-kedip dalam batin yang menegur bila kita melawan kehendak Allah dan memberikan dorongan untuk mengikuti (berjalan) kehendak Tuhan. Dalam Kitab Suci, terang berarti awal dari kehidupan, kebijaksanaan dari Tuhan, menunjuk pada keselamatan dari Allah, dan kehadiran Tuhan dalam dunia.
Kondisi gelap memang tidak disukai. Meski kenyataan gelap sudah tidak dapat dibantah karena manusia sering tertarik hidup dalam kegelapan dan berarti ia membenci terang.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Keadaan sosial di zaman Israel Utara yang berbatasan dengan Fenesia dan Aram, menarik banyak faedah karena letaknya yang strategis untuk usaha komersial. Demikian juga dengan Yehuda melalui lautan mengadakan hubungan dagang dengan Arabia Selatan (Sebna dan Ofir). Keadaan yang cerah ini kemudian berubah menjadi gelap ketika muncul adi kuasa baru yang datang dari Tmur laut, yaitu Asyur. Mereka berambisi untuk mengadakan ekspansi ke Barat, maka negara Aram, Fenisia, Israel, Yehuda dan Mesir terancam keselamatannya.
Yesaya hidup sezaman dengan Hosea dan Mikha; ia bernubuat selama perluasan yang mengancam dari kerajaan Asyur, keruntuhan terakhir Israel (kerajaan utara) serta keme-rosotan rohani dan moral di Yehuda (kerajaan selatan).
Yesaya memperingati raja Yehuda, Ahas, untuk tidak meng-harapkan bantuan dari Asyur melawan Aram; ia mengingatkan Raja Hizkia, setelah kejatuhan Israel tahun 722 SM, agar jangan mengadakan persekutuan dengan bangsa asing menentang Asyur. Di tengah krisis politik nasional ini, Ia menasihati kedua raja itu untuk percaya Tuhan saja sebagai perlindungan mereka (Yesaya 7:3-7; 30:1-17) bukan pada bangsa-bangsa yang dianggap kuat.
Yesaya 9 merupakan bagian yang penting sekali dalam rangkaian harapan mesianis di Israel tatkala mereka berada dalam krisis politik antar negara. Digambarkan bahwa bangsa Israel hidup dalam kekelaman atau seolah-oleh sudah mati karena dosa perzinahan (murtad) dan ketakhyulan (band. 8:19-23) mereka hidup seperti di alam maut. Bahwa tanah Galilea tidak akan terhimpit lagi, dan tanah Zebulon dan Naftali akan dimuliakan, dimana mereka telah melihat terang yang besar telah menembus kegelapan dan menerangi kehidupan mereka sehingga menim-bulkan kehidupan yang baru. Akibatnya ada sukacita dan sorak-sorai yang mengusir kesunyian sebagai wujud syukur umat kepada Tuhan yang adalah sumber terang. Hal ini terjadi karena batin dan hati mereka telah diterangi sehingga bisa “melihat” kebenaran Tuhan, dan menyadari kesia-siaan sikap berdoa yang dikuasai oleh kegelapan. Kesukaan besar yang dialami umat digambarkan dan dihubungkan dengan pesta panen dan pesta kemenangan perang yang gemilang (ay. 1-2)
Kesukaan besar atas keselamatan Israel teralami karena Tuhan akan membebaskan mereka dari kuk (beban) penindasan Asyur. Kuk yang berat akan dipatahkan dengan cara yang ajaib “seperti pada hari kekalahan Midian” pada zaman Gideon (Hak. 6:9). Di mana dengan tentara yang sedikit dan pertolongan Tuhan mengalahkan Midian dengan tentaranya yang banyak.
Datangnya terang yang besar merupakan ungkapan harapan akan tibanya pembebasan. Mereka akan mengalami kelepasan dan bebas penuh, dimana tidak akan ada lagi musuh, segala alat perang dimusnahkan dan tidak akan ada lagi pertumpahan darah dalam peperangan. Tidak akan ada lagi perang. Klimaks dari keselamatan tersebut, bahwa akan lahir seorang anak laki-laki “yang diberikan oleh Tuhan”. Ia akan menyertai umat dan Ia adalah Juruselamat yang akan mengerjakan keselamatan bagi manusia (ay. 3-5)
Berhubungan dengan hidup dalam terang, Roma 13:8-14, menjelaskan bahwa penggenapan keselamatan akan terjadi melalui kedatangan Yesus Kristus kembali, dan ia mengingatkan orang percaya untuk memiliki totalitas dalam cara hidup yang baru berhubung dengan realitas barunya di dalam Kristus. Ini disampaikan Paulus karena umat masih tetap bergelut dalam kehidupan yang gelap, pola lama yang tidak saling mengasihi. Kuasa Injil mencondongkan orientasi hidup orang percaya untuk mengasihi sesama (hidup dalam terang) dan kasih adalah kegenapan hukum taurat (ay 8-10). Maka ia tegaskan jemaat untuk bangun dari tidur agar iman mereka tidak mengendur karena penderitaan (ay.11). Khusus Roma 13:12-14, Ia mulai dengan kalimat: Hari sudah jauh malam.., kiasan malam disebut dalam 12:2, yaitu: dunia ini (zaman ini), dimana berkuasanya dosa dan maut (5:12-21). Dan telah hampir siang… kiasan siang adalah zaman yang akan datang, bahkan sedang datang, yaitu zaman berkuasanya kasih karunia dan hidup (5:21). Melalui kiasan ini orang percaya diajak untuk tidak putus asa dan mengendur, tetapi berjaga-jaga sambil menantikan kedatangan-Nya kembali.
Berjaga-jaga diibaratkan dengan menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan (lih. ay. 13) dan mengenakan perlengkapan senjata terang. Kiasan menanggalkan yang dimaksud adalah mengganti pakaian kotor dengan pakaian bersih; perlengkapan senjata terang, ini berarti orang bersenjata yang bertempur. Berjaga-jaga menantikan kedatangan Tuhan, bukan berarti diam saja (pasif), mengobrol dengan sesama orang percaya tetapi berjuang dengan menggunakan senjata terang (senjata yang dimaksud, lih Efesus 6:11-17) untuk mengalahkan kuasa-kuasa gelap (ay.12)
Maka Paulus mengajak umat untuk hidup (berjalan; ber-tingkah dan melakukan hal-hal) dengan sopan (yang baik rupanya) seperti pada siang hari (zaman kasih karunia dan hidup); dan tidak hidup dalam pesta pora dan mabuk-mabukan yang membawa mereka jatuh dalam percabulan dan hawa nafsu (seksual). Sebab hal ini yang menyebabkan terjadinya perseli-sihan dan pertengkaran hingga menimbulkan iri hati. Harapannya orang kristen hidup dengan sopan sehingga terhindar dari keenam jenis perbuatan kegelapan yang lebih sering terjadi pada malam hari. Perbuatan inilah yang dilakukan “dunia ini” yang dikuasai iblis (ay.13)
Untuk bisa melawan kuasa kegelapan dan hidup dengan sopan tak mungkin kita dapat lakukan sendiri, maka Paulus menegaskan kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perleng-kapan senjata perang. Ungkapan mengenakan Kristus itulah yang dimaksud dengan mengenakan pakaian bersih, dengan kata lain hidup dalalm persekutuan dengan-Nya menyebabkan kita diperlengkapi dengan persenjataan yang kita perlukan untuk dapat menangkis serangan iblis dan menempuh kehidupan yang baru. Lawan “mengenakan Kristus” ialah merawat tubuh artinya hidup melawan kehendak Allah karena kita toleran dengan “keinginan daging” dan memupuk keinginan itu demi pemuasan diri (ay.14).
Makna dan Implikasi Firman
Berjalan dalam terang Tuhan merupakan sebuah komitmen iman orang percaya untuk hidup sesuai dengan pola hidup dalam kasih. Berbagai godaan dan penderitaan sering melemahkan iman sehingga orang percaya menjadi masa bodoh tidak lagi bersemangat untuk menjalani hidup dan tersesat dengan pola hidup dunia yang gelap, yang tidak lama lagi akan menghilang.
Yesaya 9:1-5, menegaskan bahwa hidup dalam terang Tuhan, membawa orang percaya menikmati kehidupan yang sesung-guhnya, yakni sukacita, kemenangan yang gemilang dan kese-lamatan dan mampu menghalau bahkan melenyapkan kegelapan yakni, ketakutan, penindasan dan penderitaan.
Roma 13:12-14, mengajak kita bahwa didalam Kristus kita telah hidup dalam realitas baru. Hidup kitapun harus berpadanan dengan nilai-nilai hidup baru ini, yaitu saling mengasihi sesama dan menolak perbuatan-perbuatan yang memalukan.
Hidup dalam terang berarti hidup dalam kesopanan, tatakrama dan etika dimana Kristus sebagai terang telah mengubah dunia yang gelap menjadi dunia yang hidup dalam terang-Nya. Hal ini memberi kekuatan bagi kita untuk memerangi godaan baik dari luar maupun dari dalam yang hanya memuaskan keinginan tubuh kita.
Bangkitlah, dan berjalanlah dalam terang Tuhan untuk menantikan kedatangan-Nya kembali sambil tetap berjuang melawan keinginan-keinginan daging dan tawaran-tawaran Iblis dengan menggunakan senjata iman dan Kristus sebagai Panglima untuk mengalahkan kuasa-kuasa kegelapan.
PERTANYAAN DISKUSI:
- Jelaskan maksud kata “terang dan siang” dari kedua perikop bacaan kita saat ini?
- Bagaimana menurut saudara tentang hidup “berjalan dalam Terang Tuhan” ?
POKOK-POKOK DOA:
- Gereja yang berperan aktif dalam mengamalkan Pancasila
- Gereja yang menjadi terang sebagai wujud iman dalam rangka menghadirkan tanda-tanda Kerajaan Allah.
- Terang Kristus menjadi dasar menggapai harapan di tahun baru.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU BENTUK V
NYANYIAN/LAGU YANG DIUSULKAN:
Nyanyian Masuk : KJ No. 3 Kami Puji dengan Riang
Nyanyian Sembah: NNBT No. 13 Ya Allah Bapa, Ya Yesus Tuhan
Pengakuan Dosa: NKB No. 10 Dari Kungkungan Malam Gelap
Nyanyian Syukur: DSL No. 96 S’karang Malam T’lah Lenyap
Ses. Pemb. Alkitab: NKB No. 204:1,2 Di Dunia yang Penuh Cemar
Persembahan: NNBT No. 15 Hai Seluruh Umat Tuhan
Nyanyian Tekad: NKB No. 205 Dalam Dunia Yang Gelap
ATRIBUT:
Warna dasar putih dengan lambang lilin di atas palungan.