MTPJ 30 Des 2018 – 5 Jan 2019

0
1156
TEMA BULANAN : “Allah Pencipta, Penyelamat dan Pemelihara Manusia dan Alam Semesta”
TEMA MINGGUAN : Kasih Karunia Allah yang   
BACAAN ALKITAB: Titus 2:11-15
ALASAN PEMILIHAN TEMA

Gereja hadir di tengah dunia ini hanya karena kasih karunia Allah. Allah ingin menyelamatkan dunia lewat gereja-Nya dengan menegaskan bahwa keselamatan bukanlah usaha manusia. Keselamatan untuk semua manusia hanyalah kasih karunia Allah. ”Kasih karunia = χαρίς (kharis)” – grace, pemberian, diberikan kepada mereka yang tidak layak menerimanya. Dengan demikian jelas bahwa keselamatan yang kita terima bukanlah karena kita layak menerimanya, tetapi semata-mata hanya karena kasih karunia Allah. keselamatan itu ”Nyata = ἐπιφανία (Epifania)” – dinyatakan; dipahami, dikenali secara jelas.

Kini anugerah keselamatan itu makin dipahami dan dialami oleh banyak orang, bahwa keselamatan itu bukanlah usaha manusia tetapi pemberian Allah. Karena itu, orang yang menyadari panggilan Allah harus mengisi kehidupannya sehingga kehidupan yang dijalaninya boleh menjadi kemuliaan bagi Allah.

Gereja pengemban amanat Allah diperhadapkan pada suatu roh-roh duniawi  seperti kepercayaan pada kekuatan gaib (“okultisme“), paham yang menempatkan barang-barang mewah sebagai ukuran kebahagiaan (“Konsumerisme”) serta pandangan hidup yang menge-depankan kesenangan dan kenikmatan sebagai tujuan utama (“hedonism”). Dalam realitas tantangan ini, gereja didorong untuk mengoptimalkan pelayanan untuk membimbing warga gereja agar warga gereja mampu membedakan yang baik dari yang jahat, menolak kefasikan dan melakukan kebajikan, kebenaran mencintai keadilan dan membenci ketidakadilan, serta memper sembahkan hidup yang kudus dan berkenan kepada Allah sebagai wujud pembaruan hidup.

PEMBAHASAN TEMATIS

Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)

Kitab Titus adalah surat penggembalaan pribadi Paulus kepada Titus yang membantu membahas masalah yang berkaitan dengan gereja dan pelayanannya. Ketika itu keadaan jemaat Kreta sangat menge-cewakan dan tidak terorganisir dengan baik. Keadaan kehidupan jemaat sangat memprihatinkan dengan kebobrokan moral dan kehidupan mereka menjadi batu sandungan. Di dalam suratnya ini Paulus memberikan dua doktrin yang besar tentang: Dua rangkuman tentang ajaran yang sehat (Titus 2:11-14; Titus 3:4-7) dan mengenai sifat sesungguhnya dari keselamatan dalam Kristus Yesus dan penatalayanan.

Paulus menugaskan Titus untuk mengatur dan memperbaiki kehidupan jemaat bahwa jemaat harus menjalani kehidupan bertanggungjawab dimulai dari orangtua, orang muda dan hamba. Kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. Keselamatan = σῴζω (Yunani, sodzo) berarti” menyelamatkan dari kematian” atau ”mempertahankan hidup”.

Titus 2:11-14 menjelaskan sifat dan tujuan kasih karunia keselamatan Allah. Menurut Paulus, kasih karunia yang menyela-matkan yakni: pertama, mendidik orang percaya untuk secara meyakinkan menolak hawa nafsu, kesenangan, dan nilai-nilai jahat pada zaman sekarang dan menganggapnya najis (2:12), dan kedua, memerintah dan memberi kuasa kepada orang percaya untuk hidup “adil dan beribadah” sambil menantikan penggenapan pengharapan yang penuh bahagia dan kedatangan Yesus Kristus (2:13)

Inilah doktrin yang benar tentang Kasih Karunia Allah bahwa “Kasih Karunia” senantiasa merupakan istilah kunci yang agung di dalam keselamatan. Keselamatan tersebut sudah nyata di dalam Yesus Kristus. Pengajaran tentang kasih karunia dan keselamatan oleh Injil adalah untuk semua orang dari segala pangkat dan keadaan (budak-budak dan hamba-hamba, dan juga tuan-tuan), oleh karena itu mengajak dan mendorong semua orang untuk menerima dan mempercayainya, dan hidup sesuai kehendak-Nya.

Injil adalah untuk mendidik dan bukan sebagai keterangan dan petunjuk saja, seperti yang diberikan seorang guru sekolah kepada pelajar-pelajarnya, melainkan sebagai aturan dan perintah, seperti seorang raja memberikan hukum-hukum kepada warga negaranya. Injil mengatur apa yang harus dijauhi dan apa yang harus diikuti, apa yang harus dihindari dan apa yang harus dilakukan. Injil bukan hanya untuk perenungan saja, melainkan untuk dilakukan dan untuk mengatur hidup yang benar. Injil mengajar kita untuk meninggalkan dosa, meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi, meninggalkan dan tidak lagi berhubungan dengan hal-hal tersebut seperti dahulu, hidup sederhana, adil dan beribadah sambil menan-tikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus.

Kepada Titus, Paulus juga hendak menjelaskan tentang cara Tuhan mendidik umat-Nya menyangkut beberapa hal yaitu: Pertama, membawa pertobatan, yang dapat dimengerti dari kata ‘meninggalkan’ (Yunani: “arneomai“ artinya menyangkut tindakan menyangkal diri sendiri dan menolak yang ditawarkan) dalam hal ini kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi (ayat 12a). Kedua, membentuk karakter (watak) dengan memiliki nilai-nilai hidup seperti bijaksana, adil, beribadah (ayat 12b), menantikan penggenapan pengharapan yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dalam Yesus Kristus sebagai Juruselamat. Ketiga, membebaskan (Yunani: “lutron” artinya penebusan). Yesus yang telah mengorbankan diri-Nya sendiri sebagai penebusan atas segala kejahatan/dosa manusia. (ayat 14). Keempat, menguduskan (Yunani: “katharizo” artinya memurnikan) Proses pemurnian uma-Nya, agar rajin berbuat baik. (ayat 14).

Ternyata didikan Tuhan adalah tindakan untuk membarui dan membentuk suatu kehidupan umat kudus milik kepunyaan Allah, yang menanti penggenapan pengharapan dengan hidup yang penuh kebahagian dan rajin berbuat baik. Selanjutnya Paulus mengingatkan kepada Titus sebagai “doulos” (hamba Tuhan) agar berani mem-beritakan semua itu dengan kewibawaan (Yunani: epitage artinya mandat). Titus sebagai seorang yang memegang mandat dari Tuhan meyakinkan orang tentang Injil Yesus Kristus, sehingga umat membaharui diri dengan meninggalkan kefasikan, keinginan duniawi atau segala perbuatan jahat dan menjalani hidup kudus sebagai umat kepunyaan-Nya.

n Makna dan Implikasi Firman

Kini timbul pertanyaan: apakah seseorang yang telah disela-matkan seharusnya menunjukkan perubahan? Ya! Orang yang menerima keselamatan berarti diubah oleh kasih karunia Tuhan. Kasih karunia yang menyelamatkan itu terjadi melalui pengorbanan Kristus di kayu salib. Maka kasih karunia mendorong penerimanya untuk menyenangkan Tuhan dalam segala sesuatu yang dilakukan (ayat 14).

Bukan hanya bicara masalah hidup tak bermoral atau keinginan duniawi yang jahat, bisa saja orang yang tampak baik-baik tidak memiliki tempat bagi Tuhan dalam hidupnya. Maka perubahan hidup yang dimaksud adalah perubahan hingga seseorang menem-patkan Tuhan sebagai yang terutama di dalam hidupnya. Konse-kuensinya, segala sesuatu yang dapat menggeser tempat Tuhan akan disingkirkan. Orang Kristen yang sungguh telah mengalami peru-bahan menolak keegoisan, kesombongan, ketamakan, dan segala kesenangan hidup dalam dosa. Perubahan hidup berarti hidup dalam pengendalian diri, dalam kebenaran, dan dalam kesalehan (ayat 12).

Pengharapan akan kedatangan Kristus kembali juga mendorong orang beriman untuk memiliki sikap siap sedia menyambut keda-tangan Dia (ayat 13). Itu menghasilkan buah-buah perbuatan baik. Keselamatan memang seharusnya menghadirkan dampak positif yang mewujud pada aspek-aspek praktis dalam hidup orang yang telah dibebaskan Kristus. Karena memang untuk itulah Kristus mengorbankan diri-Nya. Namun tak cukup sampai di situ. Bicara tentang kasih karunia bukan hanya bicara tentang manfaatnya bagi diri sendiri, melainkan juga bicara tentang memberitakannya kepada orang lain (ayat 15) agar mereka pun menikmatinya juga.

Bagaimana hidup kita setelah menerima kasih karunia Tuhan? Adakah yang dikikis dan adakah yang bertumbuh? Tunjukkanlah syukur kita atas kasih karunia yang kita peroleh dengan mening-galkan kefasikan dan keinginan duniawi, belajar hidup bijaksana, adil, serta rajin berbuat baik. Umat Tuhan harus menjadi teladan dalam seluruh hidupnya dan menjadi berkat bagi siapa pun yang bergaul dengannya. Sehingga melalui kehidupannya ini umat Tuhan dapat menerangi dan menggarami semua orang yang ditemuinya.

PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:

  1. Bagaimanakah pandangan kita mengenai keselamatan yang sudah nyata, yang diterima setiap orang percaya, menurut perikip bacaan saat ini?
  2. Apakah yang sepatutnya dilakukan oleh setiap orang yang mengalami kasih karunia Allah yang menyelamatkan itu?
  3. Sudahkah hidup kita menjadi teladan yang dapat memancarkan kemuliaan Allah? Apakah hidup kita justru menjadi batu sandungan dan tidak memuliakan Allah?

 POKOK-POKOK DOA:

  • Mengucap syukur karena boleh memiliki kasih karunia Allah yang menyelamatkan.
  • Setiap orang percaya dapat terus berjuang untuk menjalani kehidupan yang sesuai dengan kehendak Allah.
  • Seluruh umat Tuhan dapat bergandengan tangan, berkomitmen untuk membuktikan kehidupan yang diselamatkan oleh kasih karunia Allah dan berjuang menjadi saksi Allah yang hidup agar banyak orang dapat dimenangkan dan juga menikmati hidup karena kasih Allah yang menyelamatkan itu.

 TATA IBADAH YANG DIUSULKAN:

HARI MINGGU BENTUK V

 NYANYIAN YANG DIUSULKAN:

Menghadap hadirat Tuhan : KJ No.454 Indah-Nya Saat yang Teduh

Bersekutu dalam nama-Nya: KJ No. 247 Sungguh Kerajaan Allah

Ungkapan Sembah : NKB No. 129 Indah Mulia

Persekutuan yang mengaku Dosa: NKB No.14 Jadilah, Tuhan Kehendak-Mu

Jaminan yang menguatkan: KJ No.176 Kar’na Kasih-Nya Padaku

Berilah Yang Baik : NKB No.128 Ku Berserah Kepada Allahku

Tembang Tekad : NKB No. 201 Di jaln Hidupku

ATRIBUT:

Warna dasar putih dengan simbol lilin dan palungan.