Kasih dan Pengampunan sebagai Pengikat
Kolose 3:13-14
Semua keluarga ingin berbahagia. Suami isteri, orang tua dan anak, serta kakak beradik, pasti semua ingin berbahagia. Untuk mendapatkan itu, berbagai cara dilakukan orang. Ada yang menempuh pendidikan tinggi, ada yang bekerja keras untuk mendapatkan harta atau kekayaan, ada yang mencari teman sebanyak-banyaknya ada yang membangun rumah yang besar serta mahal harganya yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang menghibur dan memudahkan berbagai aktivitas hidup. Demikianpun dalam kehidupan bergereja, orang ingin menikmati kehidupan persekutuan yang mendatangkan kebahagiaan hidup.
Dalam realita kenapa banyak keluarga tidak menikmati kebahagian? Demikian pun kenapa banyak gereja, dalamnya persekutuan orang percaya tidak menikmati kebahagian dalam persekutuan mereka: baik di kolom, jemaat, wilayah bahkan sinodal? Jawabannya bukan karena mereka kurang pendidikan, uang dan fasilitas penunjang lainnya, tetapi karena mereka tidak menjadikan kasih dan pengampunan sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.
Kasih adalah pengikat persekutuan yang utama. Jika ada kasih orang akan sabar dan saling mengampuni. Jadi jika persekutuan hidup hanya mengandalkan pendidikan, harta dan jabatan tanpa mengandalkan kasih maka persekutuan hidup tidak akan menikmati kebahagiaan, bahkan ancaman keretakan dan perceraian bisa terjadi. Oleh sebab itu mari kita bangun keluarga kita dengan kasih Kristus, karena kasih-Nya menyatukan dan menyempurnakan keluarga kita. Amin.
Doa: Bapa di Surga, kami merindukan keluarga yang hidup berbahagia. Tolong dan mampukan kami untuk membangun keluarga kami dengan kasih supaya kami saling sabar dan saling mengampuni satu sama lain. Dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.