Pelayan, Harus Rela Menderita
1 Korintus 4:10-12
Ada orang beranggapan, melayani Kristus merupakan suatu kebodohan, membuang-buang waktu, dan percuma. Begitupun dengan rasul Paulus dan rekan-rekan se pela-yanannya menghadapi berbagai anggapan yang negatif tentang mereka.
Pemberian diri untuk melayani Tuhan, jangan mengharap-kan sebuah keuntungan, apalagi mengharap dapat membangun sebuah istana megah dari hasil menjajakan ayat-ayat Alkitab. Kemegahan, kemewahan tidak ada di tempat ini, tempat di mana kita melayani Tuhan. Kemegahan, dan kemewahan ada di tempat lain, tempat di mana dunia memandang kita sebagai teman sekutu.
Paulus tidak melebih-lebihkan apalagi mendramatisir sebuah keadaan, ketika dia menggambarkan dalam pasal 4 ayat 11, 12 “Sampai pada saat ini kami lapar, haus, telanjang, dipukul dan hidup mengembara, kami melakukan pekerjaan tangan yang berat. Kalau kami dimaki, kami memberkati; kalau kami dianiaya, kami sabar.” Itulah penggambaran situasional yang merupakan bagian dari kehidupan rasul Allah, pelayan yang menjalankan amanat Agung untuk bersaksi bagi dunia.
Melayani Tuhan penuh derita dan tantangan, lapar, haus, telanjang, dipukul dan dianiaya seperti kata Paulus, bukan berada di zona nyaman. Tapi bersama Tuhan menjalankan misi pelayanan, ada mahkota bagi setiap orang yang setia dan tabah sampai akhir. Marilah kita menjadi keluarga yang memiliki kesediaan melayani tanpa pamrih, rela dimaki, terus memberkati kalau dianiaya, dan tetap sabar. Amin.
Doa: Tuhan, Engkau tidak menjanjikan, melayani-Mu akan terbebas dari segala tantangan dan penderitaan. Tapi Engkau memberikan jaminan, bahwa ada berkat tersedia bagi setiap orang yang setia sampai akhir. Berkati keluarga kami untuk tetap teguh dalam perjuangan melayani Engkau. Amin.