TEMA BULANAN : “Berkarya dalam Penantian”
TEMA MINGGUAN : “Kemarin, Hari Ini dan Besok Dalam Tangan Tuhan”
Bacaan Alkitab : Ulangan 31:1-8
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Hidup ada di dalam tangan Tuhan. Ungkapan ini meru-pakan pengakuan manusia atas kedaulatan sekaligus pemeli-haraan Tuhan atas kehidupan umat ciptaan-Nya, khususnya manusia. Pemeliharaan Tuhan atas manusia berlaku absolut universal tanpa diskriminasi artinya kehidupan manusia di dunia ini diakui atau tidak berada dalam kendali Tuhan pencipta. Manusia dapat saja mengelak bahwa hidup ini berlangsung karena kehendaknya, kehebatannya. Hidup ini berlangsung atas kehendak dan keinginannya sendiri. Apapun argumentasi kita manusia, manusia harus memgakui bahwa kita ada tidak karena keinginan kita, tapi karena Tuhan. Dialah yang menciptakan kita, dan kita umat manusia berada dalam kemahakuasaan dan kendali Tuhan.
Sekarang ini, semakin banyak orang di dunia yang tidak mengakui adanya Tuhan. Mereka menolak adanya Tuhan karena sekularisme. Suatu paham yang mengakui bahwa ma-nusia hidup karena manusia. Manusia ada karena demikianlah manusia ada, Paham keduniawian seiring dengan kemajuan zaman modern, di mana manusia semakin tergilas oleh kema-juan zaman karena mengandalkan “rasio” dengan perkem-bangan ilmu dan teknologi. Manusia menjadi ateis. Tuhan adfalah diri mereka sendiri.
Tema kita minggu ini adalah: Kemarin, Hari ini dan Besok dalam Tangan Tuhan, merupakan pengakuan yang kuat dari kita bahwa Tuhan adalah Tuhan atas kehidupan kita. Tuhan adalah Tuhan yang mengendalikan hidup kita, waktu yang kita nikmati baik kemarin, hari ini maupun besok dan sampai selama-lamanya ada dalam tangan Tuhan.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Ada berbagai alasan orang memahami tentang kitab Ulangan ini antara lain kitab Ulangan disajikan sebagai perkataan-perkataan terakhir Musa kepada generasi Israrel yang siap memasuki tanah yang dijanjikan. Kitab Ulangan ini juga dipercayai sebagai penyampaian kembali atau pembaharuan hukum yang sebelumnya sudah diberikan Allah kepada Musa di gunung Sinai. Ada juga yang memahami bahwa kitab Ulangan ini adalah perkataan-perkataan yang diucapkan Musa meru-pakan rangkaian pidato Musa kepada orang Israel yang men-jelaskan hukum Taurat ketika umat israel masih berada di padang gurun sampai ketika ia akan meninggal. Dapatlah dika-takan bahwa kitab Ulangan ini berisi perkataan-perkataan Allah melalui Musa berupa peringatan dan penghakiman serta janji dan berkat.
Secara khusus dalam Pasal 31 : 1-8 ini berisi perkataan Musa yang disampaikan kepada umat Israel di saat lanjut usia 120 tahun di mana ia tidak dapat “giat” lagi. (ayat 1-2). Umur 120 tahun yang diberikan Tuhan kepada Musa merupakan umur yang panjang di masa itu. Dalam tradisi orang Israel bahwa satu generasi selama 40 tahun, maka Musa telah hidup dalam tiga generasi. Itu berarti bahwa Musa tidak muda lagi. Kata “tidak dapat giat lagi” memberi arti bahwa Musa secara fisik tidak kuat lagi, semangatnya tidak seperti di usia generasi ke dua ketika Musa memulai pekerjaannya memimpin umat Israel melewati perjalanan di padang gurun dengan segala suka duka, termasuk harus memimpin umat Israel berperang karena sering dihadang oleh bangsa-bangsa lain untuk menuju ke tanah perjanjian. Hal yang menarik dalam ayat 2 ini bahwa Musa ketika “mendengar” suara Tuhan, maka ia rela menerima untuk tidak memimpin dan sekaligus tidak diizinkan melewati sungai Yordan untuk memasuki tanah perjanjian. Menerima dengan rela sesuatu yang tentu Musa “ingini” yakni ingin tetap me-mimpin dan memasuki tanah perjanjian menunjukkan ketaatan-nya kepada Tuhan Allah dan kerendahan hatinya sebagai seorang hamba.
Dalam ayat 3-5 menceritakan bahwa Tuhan telah me-nyiapkan seorang yang akan menggantikan Musa, yakni Yosua. Yosua atas pimpinan Tuhan yang seperti dikakukan Tuhan kepada Musa akan membawa umat Israel menyeberangi sungai Yordan untuk memasuki tanah perjanjian. Tanah yang dijanjikan Tuhan untuk umat Israel, ternyata harus butuh perjuangan berat untuk “berperang” dengan bangsa-bangsa lain. Sesungguhnya bukan umat Israel yang berperang, tetapi Tuhan. Tuhan memiliki kedaulatan atas umat ciptaan-Nya untuk memiliki tanah miliknya untuk ditempati secara merata oleh ciptaan-Nya, tetapi keserakahan manusia mengakibatkan manu-sia menjadi “kapitalisme” dan merasa bahwa tanah ciptaan Tuhan adalah milik mereka. Sikap monopoli bangsa-bangsa lain di seberang sungai Yordan dan tidak mengasihi sesama manusia, mengakibatkan Tuhan harus berperang dan berpihak kepada umat Israel (umat yang belaum memiliki tanah/tempat tinggal). Yosua, seorang pemimpin yang telah disiapkan dan terlatih untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawab yang berat ini.
Dalam ayat 6 menceritakan tentang perkataaan Musa yang menguatkan umat Israel untuk menghadapi bangsa-bangsa lain, sekaligus sangat berharap kepada Musa sebagai “panglima perang” mereka yang hebat. Sebagai manusia tentu mereka lebih mempercayai Musa dibandingkan dengan Yosua. Di sini kita mel;ihat jiwa besar Musa dalam realitas pengalihan kepe-mimpinan yang “sejuk dan damai” dengan memberi pengertian kepada umat Israel dan menunjuk pada kepemimpinan dan pemerintahan Tuhan Allah (=Theokrasi). Perkataan nasihat yang bijak “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, jangan takut dan jangan gemetar karena mereka, sebab Tuhan Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau”. Musa sangat sadar bahwa dia hanya alat yang dipakai Tuhan. Kehebatan yan g dimilikinya karena semata-mata dari Tuhan. Karena itu, Musa mengingatkan umat Israel untuk melihat kepada Tuhan bukan kepadanya, juga bukan kepada Yosua.
Dalam ayat 7-8 menceritakan bahwa Musa memanggil Yosua untuk berada di depan umat Israel dan berkata kepada Yosua disaksikan oleh seluruh orang Israel: “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkau akan masuk bersama-sama dengan bangsa ini ke negeri yang dijanjikan Tuhan dengan sumpah kepada nenek moyang mereka untuk memberikannya kepada mereka, dan engkau akan memimpin sampai mereka memilikinya. Musa ingin mengingatkan Yosua yang akan menggantikan dia untuk meneruskan kepemimpinannya dengan mengingatkan Yosua tentang janji Tuhan dengan sumpah kepada nenek moyang (=leluhur) bahwa umat Israel pasti memiliki tanah perjanjian tersebut. Ayat 8…ketika Yosua dalam “ketakuatan dan patah hati”, karena memang juga Yosua sangat menghormati dan mengasihi Musa, ketika mendengarkan nasihat-nasihat Musa menjadi berani, karena Musa selalu menunjuk bahwa umat Israel harus yakin bahwa Tuhanlah yang berjalan di depan mereka, sehingga tidak perlu takut. Janji Tuhan dengan sumpah kepada umat Israel berlaku sejak kemarin, hari ini dan besok dalam tangan Tuhan.. Cerita Alkitab ini menjadi sangat penting untuk memaknai arti penyertaan Tuhan bagi umat-Nya.
Makna dan Implikasi Firman
- Tuhan Allah adalah Tuhan atas kehidupan umat manusia. Dia terus mengendalikan dan memelihara kehidupan kita manusia. Dialah juga yang mengendalikan “waktu” kemarin, hari ini, besok dan sampai selama-lamanya.
- Tuhan yang berjanji dengan sumpah kepada umat-Nya, pasti akan digenapi-Nya. Pemeliharaan-Nya akan terus berlangsung mulai dari nenek moyang kita (=leluhur kita) dari generasi ke generasi sampai kesudahan alam yakni Langit yang baru dan bumi yang baru ketika Tuhan Yesus akan datang kembali.
- Umat Tuhan tidak dijanjikan hanya menikmati kesenangan hidup, tetapi juga kesulitan dan kesengsaran. Dalam situasi apapun yang kita alami, k ita harus percaya bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Semua berlangsung dalam izin Tuhan.
- Dalam Ibrani 13: 8 menjadi ayat referensi dalam bacaan minggu ini bahwa “Yesus Kristus tetap sama baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya. Dengan demikian kita sebagai gereja meyakini kedaulatan dan janji Tuhan Allah telah digenapi dalam Yesus Kristus yang telah datang ke dalam dunia.
- Di akhir tahun 2017 dan memasuki tahun yang baru 2018, kiranya Tema kita ini menjadi pedoman yang pasti bahwa kedaulatan dan pemeliharaan Tuhan akan terus menjadi pendorong kuat untuk mampu menghadapi tahun yang baru ini, sekalipun ada banyak tantangan dan pergumulan sebagai gereja, tetapi juga suatu bangsa.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
- Belajar dari bagian Alkitab ini, bolehkah kita berefleksi tentang pentingnya belajar dari perintah Tuhan tentang janji penyertaan Tuhan dan menerima dengan rela pergantian kepemimpinan.
- Diskusikan kemungkinan-kemungkinan persoalan/ tantangan yang kita akan alami di tahun 2018 baik sebagai warga GMIM, institusi GMIM dan sebagai masyarakat, bangsa dan negara Republik Indonesia.
NAS PEMBIMBING: Ibrani 13:8
POKOK-POKOK DOA
- Bersyukur atas penyertaan Tuhan disepanjang tahun 2017.
- Memohon pertolongan Tuhan memasuki tahun 2018
- Untuk para Pelayan Khusus (Syamas & Penatua) yang akan melaksanakan tugas diberi hikmat dan kekuatan agar mampu melaksanakan tugas yang diamanatkan oleh Tuhan
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN : HARI MINGGU BENTUK V
NYANYIAN YANG DIUSULKAN
Persiapan: NNBT No. 3 Mari Kita Puji Allah
Menghadap hadirat Tuhan: PKJ No. 2 Mulia
Bersekutu dalam nama-Nya: KJ No. 10 Pujilah Tuhan sang Raja
Ungkapan Sembah: NNBT No.13 Ya Allah Bapa, Ya Yesus Tuhan
Persekutuan yang mengaku Dosa: NKB No.14 Jadilah, Tuhan KehendakMu
Jaminan yang menguatkan: NKB No.211 Pakailah Waktu Anug’rah Tuhanmu
Berilah Yang Baik: KJ No. 288 Mari Puji Raja Sorga
Tembang Tekad: Kupandang Hari Esok.
ATRIBUT
Warna dasar putih dengan simbol lilin dan palungan.