Kejujuran Membuat Orang Tua Bersukaria
Amsal 23:16
Jujur berarti lurus hati, tidak curang. Ada ungkapan yang berkata: “mencari orang pinter itu gampang tetapi mencari orang jujur sulit”. Dari ungkapan ini menandakan bahwa kejujuran merupakan hal yang sangat langka. Kata kunci etika dan moralitas adalah kejujuran. Jujur untuk mengungkapkan apa adanya tanpa harus menutupi dengan alasan apapun, termasuk alasan dan ketakutan akan rasa malu karena harus menanggung resiko dari kejujuran. Satu di antara sekian resiko kejujuran adalah menerima kenyataan “pahit” yang harus ditanggung oleh para pelaku kejujuran. Tidak berarti bahwa setiap kejujuran itu harus dibayar dengan “kepahitan”, banyak orang kemudian dipuji, dihargai, dan mendapatkan tempat terhormat karena kejujurannya.
Adalah suatu kegembiraan bagi orang tua apabila anaknya selalu berkata dan bertindak jujur dalam perilaku hidup di rumah maupun di luar rumah.
Orang tua mengajarkan anak dengan mengatakan: ”Jiwaku bersukaria kalau bibirmu mengatakan yang jujur”. Kata kalau menandakan harapan yang sungguh dari orang tua bagi anaknya agar jangan sampai tergoda atau terjerumus pada pengaruh orang yang tak berpengetahuan/berhikmat untuk berkata dusta/menipu.
Sebagai keluarga Kristen marilah kita berkata dan bertindak jujur. Benar katakan benar dan salah katakan salah. Terkadang, demi status sosial, jabatan, gengsi dan ego maka sebagian orang mencari jalan pintas untuk lebih memilih berbohong dari pada mengungkapkan kejujuran. Jujur sangat identik dengan kebenaran. Mengungkapkan kejujuran sama halnya mengungkapkan kebenaran. Sebaliknya, kebohongan atau dusta itu identik dengan bermuka dua ibarat pepatah, “musang berbulu domba”. Jadi katakanlah…katakan sejujurnya. Amin.
Doa: Kami bersyukur pada-Mu Tuhan karena oleh hikmat-Mu kami diajar untuk berkata dan bertindak yang jujur. Amin.