Berani Karena Benar
2 Samuel 12:7-12
Sebagai seorang penguasa yang hebat, Daud dihormati oleh bangsanya dan ditakuti oleh bangsa-bangsa lain. Tetapi tidak bagi nabi Natan. Pemimpin memang harus dihormati sepanjang ia melakukan apa yang baik dan benar. Ketika ia berbuat salah, maka ia layak ditegur. Justru ketika kesalahannya dibiarkan, maka kita telah mengambil andil dalam kejatuhannya. Amsal 27:5 menulis “Lebih baik teguran yang nyata-nyata daripada kasih yang tersembunyi.” Memang waktu kritik diterima tidak enak, tetapi ujungnya adalah kebaikan, ibaratnya minum obat, pahit pada walnya namun membuat kesembuhan.
Ada pepatah yang mengatakan; berani karena benar, takut karena salah. Keberanian harus berbarengan dengan kebenaran. Berani tapi tidak benar, konyol! Sebab oleh karena benar, maka kritik nabi Natan terhadap Daud secara terang-terangan sesuai firman Tuhan, menyandarkan Daud. Bukankah ini yang diinginkan? Sebab akhirnya Daud bertobah dan berubah. Kita lihat betapa pentingnya keberanian itu. Sebab kalau nabi Natan tidak berani menegur atasannya, maka kehancuran Daud dan bangsa sudah ada di depan mata. Tetapi lebih penting lagi kebenaran, sebab bukan Daud yang diutamakan dan dimenangkan; tetapi kebenaran.
Karena itu sebagai keluarga Kristen yang adalah bagi dari Gereja Tuhan harus berani seperti Natan. Kalau ada kesalahan maka itu tidak boleh dibiarkan, harus dibuka dan diungkapkan. Tetapi bukan kesalahan itu yang penting, melainkan kebenaranlah yang paling penting. Amin
Doa: Tuhan Yesus, buatlah kami hidup benar di hadapan-Mu. Tetapi kalau kami berbuat salah, lembutkan hati kami untuk siap menerima kritik. Ajari kami anak-anak-Mu, Roh seperti Natan yang berani karena benar. Amin